BINTUNI, jurnalpapua – Wakil Bupati Teluk Bintuni Matret Kokop SH, menyiapkan dana pribadi untuk menangani 30 anak penderita stunting di Kampung Sebyar, Distrik Aranday. Selama enam bulan ke depan, mereka menjadi anak asuh ketua tim percepatan penurunan stunting Teluk Bintuni ini.
Pola menjadi orangtua asuh terhadap anak-anak penderita stunting, diyakini strategi cukup jitu dalam menurunkan angka stunting di Kabupaten Teluk Bintuni.
Wakil Bupati Matret Kokop juga telah menginstruksikan delapan OPD yang terlibat dalam Aksi Konvergensi Percepatan Penurunan Stunting di Kabupaten Teluk Bintuni, untuk menjalankan program serupa, menjadi orangtua asuh bagi anak-anak penderita stunting maupun keluarga berisiko stunting.
“Saya sendiri sudah menyiapkan dana 54 juta untuk 30 anak asuh yang saya angkat dalam enam bulan ke depan. Saya berharap semua OPD yang terlibat dalam penanganan stunting ini, harus betul-betul turun tangan agar persoalan ini cepat teratasi. Ada 8 dinas itu,” kata Matret Kokop, usai mengunjungi Rumah Gizi Posyandu Sakura di kompleks Tahiti, Kamis (6/7/2023).
Baca juga: Inventarisasi Penyebab Stunting, Dinas Kesehatan Bintuni Kunjungi Anak Asuh di Tahiti
Posyandu Sakura yang ada di Kelurahan Bintuni Timur Distrik Bintuni, menjadi anak asuh bagi Dinas Kesehatan Kabupaten Teluk Bintuni. Di area pelayanan kesehatan posyandu ini, terdapat ibu hamil 13 orang, balita 49 anak dan 60 bayi. Dari jumlah tersebut, teridentifikasi ada 6 keluarga yang berisiko stunting.
“Hari ini kita melihat Posyandu Sakura sebagai percontohan anak asuh Dinas Kesehatan. Ini harus menjadi motivasi bagi OPD lain untuk melakukan hal yang sama. Kalau perlu sampai stunting di Bintuni ini habis,” ungkap Matret Kokop.
Mengangkat anak asuh penderita stunting, kata Wakil Bupati, juga telah dilakukan Pj Gubernur Papua Barat terhadap 5 anak di Kampung Atibo, Distrik Manimeri. JP01