Train 3 LNG Tangguh Dipastikan Beroperasi Akhir Tahun 2023

0
250
Proyek Train 3 LNg Tangguh di Teluk Bintuni, Papua Barat. Foto: Ist/CNBC
Spread the love

JAKARTA, jurnalpapua.id Proyek Train 3 kilang LNG Tangguh di Kabupaten Teluk Bintuni, Papua Barat, dipastikan mulai beroperasi pada akhir tahun 2023 ini.

Target operasi Train 3 Kilang LNG Tangguh ini merupakan jadwal terbaru yang disampaikan Kementerian ESDM, setelah proyek kebanggaan Presiden Joko Widodo (Jokowi) tersebut beberapa kali mengalami kemunduran jadwal operasi.

Proyek Train 3 Kilang LNG Tangguh ini merupakan bagian dari Proyek Strategis Nasional (PSN) yang tertuang dalam Peraturan Presiden No.109 tahun 2020 tentang Perubahan Ketiga atas Peraturan Presiden No.3 tahun 2016 tentang Percepatan Pelaksanaan Proyek Strategis Nasional yang berlaku sejak 20 November 2020.

Dilansir dari CNBC, Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian ESDM Tutuka Ariadji menjamin bahwa jadwal operasi proyek Tangguh Train 3 tidak akan mengalami kemunduran. Paling tidak, proyek ini diproyeksikan bakal beroperasi antara kuartal ketiga atau keempat tahun ini.

“Tangguh enggak (mundur). Saya kira first gas (kali pertama gas mengucur) sekitar lupa saya, Juni atau Juli, first gas. Tapi komersialnya di November, yah di kuartal 3 atau 4,” ungkap Tutuka saat ditemui di Gedung DPR, dikutip Jurnalpapua dari CNBC pada Kamis (6/4/2023).

Menurut Tutuka, proyek Train 3 Kilang LNG Tangguh ini setidaknya akan memproduksi LNG sebanyak 60 kargo. Adapun 60% produksi LNG dari Train 3 tersebut ditujukan untuk kebutuhan PT PLN (Persero).

“Sisanya ada keluar negeri dan ekspor. Kan sudah punya list pembelinya,” kata dia.

Sebelumnya, Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) mengatakan jadwal onstream atau beroperasinya proyek Tangguh Train 3 tidak akan mengalami kemunduran hingga kuartal IV tahun ini. Hanya saja, memang terdapat penyesuaian untuk jadwal first drop (tetesan pertama) gas alam cair alias (Liquefied Natural Gas/ LNG).

Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto mengatakan saat ini BP selaku operator tengah melakukan persiapan dengan berbagai tes sebelum nantinya proyek Tangguh Train 3 beroperasi. Adapun jika memang tidak bisa beroperasi pada Maret 2023, kemungkinan proyek akan bergeser ke Semester 1 tahun ini.

“Enggak (mundur), kita masih usahakan masih sesuai dengan itu, paling tidak di semester satu lah,” ujar Dwi saat ditemui di Gedung Kementerian ESDM, Selasa (21/2/2023).

Di tempat yang sama, Deputi Eksploitasi SKK Migas Wahju Wibowo mengatakan hingga saat ini pihaknya masih optimistis tidak ada kemunduran dalam proyek Tangguh Train 3. Namun ia mengakui terdapat penyesuaian untuk jadwal first drop LNG.

“Bukan COD yang mundur first drop yang LNG -nya karena dalam proses fine tune sekarang sudah menyala hanya nanti di-fine tune untuk mendapatkan parameter yang bagus,” ujar Wahju.

Proyek Kilang LNG Tangguh Train 3 yang dioperasikan oleh perusahaan migas asal Inggris, BP, ini diperkirakan menghasilkan gas sebesar 700 juta standar kaki kubik per hari (MMSCFD) dan 3.000 barel minyak per hari. Produksi gas dari Train 3 Tangguh ini setara dengan produksi gas alam cair (LNG) sebesar 3,8 juta ton per tahun (million tons per annum/ mtpa).

Proyek ini dikembangkan berdasarkan persetujuan POD II dengan nilai investasi dapat mencapai hingga US$ 8,9 miliar atau setara dengan Rp 133,5 triliun (asumsi kurs Rp 15.000 per US$).

Dalam catatan SKK Migas, pengembangan Kilang LNG Tangguh Train 3 ini dimulai sejak tahun 2016 dan mengalami banyak tantangan yang utamanya diakibatkan Covid-19.

Rencana Pengembangan (Plan of Development/ POD) II Tangguh Train 3 telah disetujui pemerintah pada 29 November 2012, lalu pada 27 Januari 2014 telah disetujui AFE Front End-Engineering Design (FEED) LNG.

Sementara keputusan final investasi (Final Investment Decision/ FID) terjadi pada 1 Juli 2016, dan akhirnya mulai konstruksi (kick off EPC) pada 25 Agustus 2016.

Mulanya, proyek Train 3 Kilang LNG Tangguh ini dioperasikan pada akhir 2021. Namun karena terimbas pandemi Covid-19, sehingga membuat proyek menjadi tertunda.

Saat ini BP telah mengoperasikan dua train dengan kapasitas masing-masing sebesar 3,8 mtpa. Bila train tiga ini beroperasi, maka total LNG yang dihasilkan mencapai 11,4 juta ton per tahun (mtpa). JP03

Artikel ini dikutip dari CNBC Indonesia dengan judul : Proyek Kebanggaan Jokowi di Papua Barat Beroperasi Akhir 2023

Google search engine

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here