BINTUNI, jurnalpapua.id – Pemerintah Kabupaten Teluk Bintuni, Papua Barat hingga kini belum menjawab proposal yang disampaikan Kementerian Agama setempat, terkait biaya transportasi jemaah calon haji (JCH) dari daerah ini menuju ke embarkasi di Makassar.
Akibatnya, setiap jemaah calon haji yang keberangkatannya telah di lepas Bupati Petrus Kasihiw pada Jumat (2/6/2023), terpaksa menggunakan dana pribadi.
Padahal, sesuai Undang-undang Nomor 13 tahun 2008 tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji menyebut, transportasi jemaah haji dari daerah asal menuju embarkasi dan dari debarkasi kembali ke daerah asal, menjadi tanggungjawab Pemerintah Daerah. Ketentuan ini tertuang dalam Pasal 35 Bab X tentang Transportasi.
“Kami sudah sampaikan proposal sejak bulan puasa lalu. Tapi sampai hari ini kita berangkatkan jemaah, belum ada jawaban dari Pemda,” kata Husein Alhamid, Kepala Kemenag Teluk Bintuni kepada media ini.
Secara simbolis, sebanyak 44 JCH asal Teluk Bintuni telah diberangkatkan menuju embarkasi haji di Makassar oleh Bupati Petrus Kasihiw di aula Kemenag. Dari jumlah itu, sebanyak 14 orang CJH laki-laki dan 30 orang CJH perempuan dengan masa tunggu keberangkatan rata-rata 13 tahun. Jumlah yang berangkat tahun ini, lebih banyak dari tahun lalu yang hanya sejumlah 37 orang.
Sementara terkait proposal biaya transportasi CJH dari daerah asal menuju embarkasi dan sebaliknya, dijelaskan Husein Alhamid, telah disampaikan ke Pemda melalui Wakil Bupati Matret Kokop. Dari wakil bupati, telah keluar disposisi ke Sekretaris Daerah, dan dari Sekda terbit disposisi ke Bakesbangpol.
Besarnya nominal biaya transportasi per jemaah menuju embarkasi, disampaikan Husein rata-rata Rp 7 juta Pulang Pergi (PP).
Bupati Petrus Kasihiw yang mendengar adanya proposal transportasi JCH Teluk Bintuni yang belum terjawap hingga kini, berjanji akan segera menyelesaikannya.
“Kenapa tidak kasih tahu saya kalau (proposal) belum dijawab. Ini orang sudah mau berangkat. Tapi nanti coba nanti saya selesaikan,” kata Bupati, dalam sambutannya.
Kepada para CJH, Bupati berpesan agar menjaga sikap selama berada di negeri orang. Selain untuk nama baik Indonesia secara umum, juga untuk menjaga nama baik Teluk Bintuni sebagai tempat asal Jemaah.
Selain itu, kepada para jemaah agar menjaga kesehatan secara baik agar bisa menjalani prosesi ibadah di Tanah Suci dengan sempurna. “Karena ibadah haji ini ibadah yang memerlukan fisik dan tenaga. Berangkat dengan selamat, kembali pulang ke rumah dengan selamat juga,” tukas Bupati Petrus Kasihiw. JP01