BINTUNI, jurnalpapua.id – Seminar nasional dan diskusi publik yang digelar perkumpulan Bin Madag Hom di Gedung Serba Guna (GSG) pada Rabu (31/5/2023), menjadi tonggak pembangunan Kabupaten Teluk Bintuni dalam semangat kebersamaan.
Selain menghadirkan dua orang professor sebagai nara sumber, seminar yang berlangsung secara hybrid ini juga mempertemukan dua tokoh sentral Teluk Bintuni, Bupati Petrus Kasihiw dan mantan Bupati Alfons Manibuy.
Dua orang professor yang menyampaian materi seminar secara daring tersebut adalah Profesor DR. Candra Fahjri Ananda, staf khusus Kementerian Keuangan RI dengan materi Strategi Kebijakan Fiskal Menghadapi Tantangan Krisis Global, dan Profesor Ir. Sakti Adji Adisasmita, Guru Besar Fakultas Teknis Universitas Hasanuddin Makassar yang membawakan materi Peran Transportasi Dalam Pembangunan dan Pergerakan Ekonomi Masyarakat Lokal.
Penampilan stand up comedy oleh Jhon Yewen, mengawali aksi panggung. Kegiatan yang dimoderatori Alimuddin Baedu, Kepala Bappelitbangda Kabupaten Teluk Bintuni ini, dihadiri para tokoh agama, tokoh adat, pemuda tujuh suku, tokoh perempuan serta sejumlah Kepala OPD.
Para ketua partai seperti Yohanis Manibuy (Ketua DPD II Partai Golkar), Edison Orocomna (Ketua Perindo), Ali Ibrahim Bauw (Ketua Gerindra), Joko Lingara (Ketua DPC PPP), Dantopan Sarungallo (PDIP), serta Roy Marthen Masyewi (PAN), terlihat hadir.
“Hari ini menjadi momen bersejarah di Teluk Bintuni. Kalau Bin Madag Hom tidak mengadakan kegiatan seperti ini, tidak mungkin para tokoh akan berkumpul seperti hari ini,” kata Alimudin Baedu.
Bertemunya Alfons Manibuy dan Petrus Kasihiw, menjadi momen penting mengingat keduanya menjadi kiblat politik masyarakat Teluk Bintuni yang terbelah dalam dua kubu. Pertemuan Alfons dan Petrus Kasihiw, diyakini akan mengakhiri perseteruan dua kubu hingga di level massa pendukungnya.
“Ini pertemuan yang sangat membahagiakan bagi kami sebagai tokoh partai politik. Saya sendiri sebagai Ketua Partai Golkar menyambut positif dan merasa bahagia, karena dua orang tua kami yaitu Bapak Alfons Manibuy dan Bapak Petrus Kasihiw yang masih menjabat sebagai Bupati Teluk Bintuni, bertemu dalam satu momen yang digagas oleh Bin Madag Hom,” ungkap Yohanis Manibuy.
Pertemuan tersebut menurutnya memberikan wawasan yang luas, gagasan dan ide bagi generasi yang akan melanjutkan kepemimpinan di Kabupaten Teluk Bintuni. Dengan bertemunya dua tokoh politik itu, kata Anisto (sapaan Yohanis Manibuy), kedepan tidak ada lagi sekat dan perbedaan dalam membangun Teluk Bintuni.
“Yang ada satu kebersamaan berdemokrasi dalam membangun Teluk Bintuni yang lebih maju lagi,” tukas Anisto.
Hal senada juga disampaikan Rahman Urbon, Ketua MUI Teluk Bintuni yang namanya juga santer disebut akan maju sebagai calon Bupati Teluk Bintuni. Sebagai tokoh agama, ia sangat mengapresiasi kegiatan yang digagas Bin Madag Hom, dan ia berharap kedepan kegiatan seperti ini senantiasa ada untuk memajukan pembangunan Teluk Bintuni.
Pertemuan dua tokoh sentral Teluk Bintuni menjadi satu perwujudan semangat, tidak boleh membangun Teluk Bintuni di atas bara api. Seperti diketahui, imbas dari persaingan politik pemilihan kepala daerah, masyarakat Teluk Bintuni terpecah dalam dua kubu yang saling berseberangan; pendukung Petrus Kasihiw dan pendukung Yohanis Manibuy yang dibelakangnya berdiri sosok Alfons Manibuy.
“Alhamdulillah kedua tokoh itu hari ini sudah bertemu dan duduk bersama dalam satu momen. Bara api itu telah padam, dan semoga ini menjadi awal dari kebersamaan dalam membangun Teluk Bintuni,” kata Rahman Urbon.
Seminar dan diskusi ini diakhiri dengan penandatangan spanduk deklarasi membangun Teluk Bintuni dalam semangat kebersamaan oleh Petrus Kasihiw dan Alfons Manibuy, yang diikuti unsur forkopimda, tokoh agama, pemuda serta para ketua partai politik. JP01