Ucapan Menteri Investasi Menjadi Sinyal agar Pemda Teluk Bintuni Serius Bekerja

0
228
Markus Samaduda, Direktur Utama Perusda Bintuni Maju Mandiri. Foto:Tantowi/JP
Spread the love

BINTUNI, jurnalpapua.id – Statement Menteri Investasi dan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) RI, Bahlil Lahadalia yang menyebut akan memindahkan pabrik Petrokimia ke Kabupaten Fakfak, sebaiknya menjadi bahan renungan bagi pemerintah Kabupaten Teluk Bintuni dalam menyiapkan kebutuhan investor.

Ada hikmah positif yang bisa dipetik dari pernyataan itu, untuk menjadikan pengelola Tanah Sisar Matiti lebih serius menyambut kedatangan pemilik modal yang akan berinvestasi di wilayah ini.

“Statement Menteri Investasi sebagai shock terapi atau sebuah kritik untuk Pemda Teluk Bintuni agar lebih serius mengurus rencana pembangunan pabrik Petrokimia. Terutama ketersediaan lahan dan kesiapan sosial masyarakat setempat serta bagaimana mempersiapkan stakeholder lokal untuk menyambut rencana tersebut,” kata Markus Samaduda, Direktur Utama Perusahaan Daerah Bintuni Maju Mandiri, Selasa (5/10/2021).

Sebagai wilayah yang berbatasan langsung dengan Teluk Bintuni, menurut Max -sapaan Markus Samaduda- Kabupaten Fakfak juga banyak berperan ketika proyek LNG Tangguh di bangun oleh British Petroleum Indonesia (BP) di Pulau Amutu Kabupaten Teluk Bintuni. Misalnya suplai kebutuhan air bersih, ikan dan tenaga kerja. Hubungan emosial kedua wilayah Bintuni dan Fakfak yang terbangun sejak kesultanan Tidore di jaman Belanda, menurut Max bertautan sangat erat.

“Jadi (pernyataan menteri investasi) kita ambil positifnya saja, tidak perlu diperdebatkan lagi. Pemda Teluk Bintuni harus serius bekerja, misalnya mempersiapkan orang Sumuri di Kampung Onar bisa berperan aktif dalam proyek petrokimia. Tidak menjadi penonton. Karena intinya Fakfak tidak bisa secara sepihak akan membangun pabrik pupuk di wilayahnya, sudah ada Kepres dan Kepmen yang mengatur, kemudian bahan bakunya atau LNG ada di Teluk Bintuni,” tandas Max.

Seperti diketahui, dalam kunjungan kerjanya ke Papua Barat, Menteri Investasi dan BKPM RI Bahlil Lahadalia menyampaikan, pembangunan pabrik pupuk Petrokimia yang semula direncanakan di Kabupaten Teluk Bintuni, akan dipindah ke Fakfak. Pemindahan itu dilakukan dengan cara memindahkan tapal batas kedua kabupaten ini.

Bupati Teluk Bintuni, Petrus Kasihiw, sangat menyayangkan pernyataan Menteri Bahlil Lahadila ini yang disampaikan saat memberikan sambutan di Kabupaten Fakfak, pada hari Senin, 27 September 2021.

Petrus menyesalkan pernyataan Menteri Bahlil yang dapat menimbulkan pusaran konflik di Teluk Bintuni. Menurutnya, pernyataan Menteri Bahlil yang mengungkap bahwa akan memindahkan pabrik pupuk dan tapal batas Kabupaten Teluk Bintuni – Fakfak sebagai pernyataan arogan yang tidak mengindahkan kaidah dan etika sebagai seorang pejabat negara.

“Saya akan komplain dia (Menteri Bahlil – red), dia itu arogan, sombong. Dia bilang pabrik pupuk saja dia bisa kasih pindah ke Fakfak, apalagi tapal batas. Dia bicara ini tidak tahu potensi konflik di perbatasan yang bisa terjadi. Pernyataan itu bisa menimbulkan konflik. Tidak pantas seorang menteri bicara seperti itu. Tidak menghargai sama sekali masyarakat,” ungkap Petrus.

Petrus menjelaskan Teluk Bintuni sebagai kawasan industri telah diatur dengan berbagai peraturan yang mengikat. JP01

Google search engine

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here