Pesawat Rimbun Air PK-OTW Ditemukan Hancur di Bukit, Seluruh Kru Meninggal

0
253
Tim evakuasi gabungan tiba di lokasi kecelakaan pesawat Rimbun Air di salah satu gunung di Kampung Bilorai, Distrik Sugapa, Kabupaten Intan Jaya, Papua, Rabu (15/9/2021). Foto: Dok TNI-Polri
Spread the love

INTAN JAYA, jurnalpapua.id – Pesawat Rimbun Air PK-OTW yang melakukan penerbangan dari Bandara Nabire menuju Bilogai, Distrik Sugapa Kabupaten Intan Jaya, Papua pada Rabu (15/9/2021), ditemukan hancur berkeping di perbukitan.

Sebelumnya, dalam perjalanan yang hanya membutuhkan waktu 40 menit ini, Rimbun Air yang take off dari Nabire pukul 06.40 WIT ini, hilang kontak dengan petugas Airnav Sugapa sekitar pukul 07.30 WIT.

Dilansir dari Kompas.com, pesawat itu tidak pernah sampai di Bandara Bilogai, Distrik Sugapa. Kapolres Intan Jaya AKBP Sandi Sultan menyatakan, pesawat Rimbun Air PK OTW hilang kontak ketika sudah dekat dengan bandara Bilogai di Distrik Sugapa.

Bandara Bilogai Sugapa merupakan salah satu bandara di Papua yang berada di tepian jurang dan landasannya hanya sepanjang 600 meter. Sehingga, hanya pesawat berbadan kecil yang bisa mendarat di lokasi tersebut.

“Iya, hilang kontak ketika masuk ke Bilogai, sudah dekat dengan bandara,” ujar Sandi, Rabu.

Pesawat ini memuat kargo bahan bangunan dan diawaki oleh tiga orang kru, yakni Mirza sebagi pilot, Fajar sebagai kopilot, dan Iswahyudi selaku teknisi.

Setelah dinyatakan hilang kontak, petugas melakukan pencarian dengan helikopter. Hasilnya, pesawat tersebut ditemukan hancur di bukit yang memiliki ketinggian 2.400 meter diatas permukaan laut (mdpl) dan berjarak sekitar 6 kilometer dari Bandara Bilogai. Tiga orang kru yang ikut dalam penerbangan tersebut kecil kemungkinan selamat.

“Kondisi pesawatnya hancur, kecil kemungkinan selamat, bagian kepala pesawatnya yang paling hancur,” kata dia.

Petugas memutuskan evakuasi korban akan dilakukan dengan jalur darat. Namun, lokasi tempat kecelakaan pesawat itu merupakan daerah rawan kelompok kriminal bersenjata (KKB).

Mengantisipasi adanya gangguan dari KKB wilayah tersebut, aparat keamanan akan didampingi oleh tokoh masyarakat dan tokoh agama setempat.

Kepala Kantor SAR Timika, George LM Randang mengatakan, butuh waktu tujuh hingga delapan jam dengan berjalan kaki untuk mencapai lokasi jatuhnya pesawat itu, dengan melewati hutan dan tebing yang terjal.

“Jika ditarik lurus jarak lokasi jatuh pesawat sekitar enam kilometer dari Bandara Sugapa,” ujar George.

Selama evakuasi, cuaca buruk juga menjadi kendala bagi tim untuk evakuasi korban. Meski demikian, tim akhirnya bisa menjangkau lokasi kecelakaan. Seluruh kru ditemukan meninggal dunia. “Pilot, Kopilot dan Mekanik semua ditemukan meninggal,” ujar AKBP Sandi.

Akhirnya, pada pukul 23.50 WIT, para korban dapat dievakuasi ke Sugapa. Kapolres melanjutkan, proses evakuasi berjalan lancar meski kondisi geografis di lokasi kecelakaan merupakan hutan terjal dan berada di ketinggian 2.400 mdpl.

Jumlah tim evakuasi pun cukup besar, yaitu lebih dari 100 personel gabungan, termasuk 34 orang masyarakat setempat. JP03

Google search engine

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here