
BINTUNI, jurnalpapua – Manajemen pelaksanaan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) di Kabupaten Teluk Bintuni, Papua Barat oleh Dinas Pendidikan, Kebudayaan Pemuda dan Olahraga, selama ini diduga kurang terkelola dengan baik.
Faktanya, ketersediaan guru mata pelajaran tidak terdistribusi secara merata. Ada satu sekolah yang guru mata pelajaran tertentu jumlahnya berlebih, di sisi lain, tidak ada guru di mata pelajaran yang lain.
Ironisnya, hal ini terjadi di sekolah yang ada di Tengah kota Ibu Kota Kabupaten Teluk Bintuni, yang tidak jauh dengan pusat pengendali pendidikan.
“Saya temukan di SMA YPK Bintuni, tidak memiliki guru Fisika. Data lain yang saya peroleh, di SMA Meyado, ada kelebihan guru Fisika,” kata Hendrik D. Kapuangan, Kepala Dinas Pendidikan, Kebudayaan Pemuda dan Olahraga Teluk Bintuni kepada media ini, Minggu (2/2/2025).
Persoalan mendasar dalam KBM ini, terungkap saat dirinya turun langsung ke sekolah-sekolah untuk melakukan pemetaan masalah yang berpotensi menghambat terwujudnya kualitas pendidikan anak didik.
Sejak dilantik sebagai Kepala Dinas Pendidikan, Hendrik mencanangkan program Berbenah yang dilaksanakan dalam 100 hari kerja pertamanya.
Untuk mengetahui secara langsung segala persoalan pendidikan di Teluk Bintuni, Hendrik setiap pagi keliling ke sekolah-sekolah untuk belanja masalah.
Kepada media ini Hendrik menyampaikan, punya cita-cita meningkatkan kualitas dan mutu pendidikan anak-anak di Teluk Bintuni, sebagai generasi penerus di masa depan.
“Saya awali program ini dengan melihat bagaimana anak-anak didik ini mendapatkan pendidikan di sekolah. Ternyata salah satu masalah itu tadi, tidak ada guru MIPA di SMA YPK. Sementara guru mapel yang lain, berlebih,” tukas Hendrik.
Padahal, pendidikan MIPA (Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam) memiliki peranan yang sangat penting dalam membentuk generasi yang cerdas, kreatif, dan inovatif, sejalan dengan tujuan pendidikan nasional Indonesia.
Untuk memecahkan persoalan tersebut, Hendrik akan menarik salah satu guru MIPA yang ada di SMA Meyado, untuk ditugaskan di SMA YPK Bintuni.
“Di SMA Meyado ada 2 guru MIPA. Nanti kita tarik satu untuk ditugaskan di SMA YPK, supaya distribusi guru mapel ini merata di semua sekolah,” tanda Hendrik.
Selain MIPA, dalam program 100 hari kerja sejak dirinya dilantik sebagai Kepala Dinas Pendidikan Teluk Bintuni, juga akan memberian perhatian kepada mata Pelajaran Bahasa Inggris. JP01