Proyek Tangguh Train 3 Masuki Tahap Akhir, bp Indonesia-SKK Migas Ungkap Kondisi Terkini

0
262
Dari kanan, Ermawati Siregar (Kabid hubungan Industrial Disnakertrans Papua Barat), Budy Hermawan (Tangguh Sustainable Project Manager bp Indonesia), Galih W Agusetiawan (Pjs Kepala SKK Migas Perwakilan Papua Maluku) saat menyampaikan update kondisi terkini proyek Train 3 LNG Tangguh yang dipandu Dadan Wijaksana, Communication Manager bp Indonesia, saat media gathering dengan jurnalis dari Papua Barat dan Papua Barat Daya di Manokwari, Rabu (22/2/2023). Foto: Tantowi/JP
Spread the love

MANOKWARI, jurnalpapua.id – Progres pembangunan konstruksi Train 3 Tangguh LNG yang dilaksanakan British Petroleum (bp) Indonesia di Teluk Bintuni, Papua Barat sejak 2016 silam, telah memasuki tahap akhir.

Secara bertahap, ribuan pekerja yang terlibat dalam pembangunan Proyek Strategis Nasional (PSN) ini telah dipulangkan. Saat ini jumlah pekerja konstruksi train 3 yang masih tersisa di lapangan sekitar 6 ribuan pekerja, dari total sekitar 16 ribu pekerja yang sebelumnya terlibat.

Selama Oktober 2022 hingga 10 Februari 2023, jumlah pekerja yang di demobilisasi sebanyak 6.743 orang pekerja, dengan komposisi 305 pekerja papua dan 6.438 pekerja nasional/expratiat. Kualifikasi pekerja yang telah dipulangkan ini meliputi 45 orang tenaga terampil; 135 orang semi terampil; 6.143 terampil dan 420 orang pekerja level manajer / supervisor.  

Selama Februari 2023, jumlah tenaga kerja yang akan di demobilisasi sebanyak 1.710 orang, Maret 1.347 orang, April 1.484 orang dan demobilisasi pekerja di bulan Mei sebanyak 1.544 orang.

Desy Unidjaja, head of communications and external affairs bp Indonesia.

Desy Unidjaja, head of communications and external affairs bp Indonesia menyampaikan, melalui kontraktor dan subkontraktornya, bp Indonesia selaku operator di Tangguh LNG telah mempekerjakan lebih dari 5.400 pekerja yang berasal dari tanah Papua sejak konstruksi Train 3 dimulai 2016.

”Saat ini, proyek Tangguh Train 3 telah mendekati penyelesaian dan pekerja konstruksi telah mulai di demobilisasi. Ini merupakan sebuah kewajaran dalam siklus proyek hulu migas,” ucapnya, dalam momen Media Gathering dengan para jurnalis dari Papua Barat dan Papua Barat Daya di Manokwari, Rabu (22/2/2023).

Proyek dengan estimasi nilai investasi sebesar 8,9 US Dolar ini, direncanakan rampung pada Maret 2023. Train 3 akan menghasilkan 3,8 juta ton LNG per tahun, dan hasil produksinya akan diprioritaskan untuk memenuhi kebutuhan gas domestik termasuk untuk pembangkit listrik PT PLN (Persero).

Kepala Bidang Hubungan Industrial Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Papua Barat, Ermawati Siregar dalam kesempatan yang sama mengatakan, pihaknya mengapresiasi bp Indonesia yang terus berkoordinasi dengan Pemerintah Daerah untuk memastikan hak-hak para pekerja proyek Tangguh Train 3 yang didemobilisasi terpenuhi dengan baik.

Selain itu, bp Indonesia juga terus mengupayakan untuk mempersiapkan tenaga kerja tersebut dapat meningkatkan keahliannya agar setelah selesai dari proyek Tangguh 3 dapat bekerja di sektor dan proyek lain di luar proyek Tangguh.

“Papua Barat ditopang oleh banyak industri, dengan peningkatan kapasitas tersebut, mereka bisa bekerja di berbagai sektor seperti bengkel, industri kayu dan lain-lain setelah selesai bekerja di proyek Tangguh,” kata dia.

Budy Hermawan, Tangguh Sustainable Project Manager bp Indonesia menambahkan, berbagai pelatihan dan peningkatan keahlian telah diberikan kepada para pekerja asal Papua sejak awal proyek berjalan. Sebanyak 4.219 pekerja telah menerima lebih dari 35 jenis pelatihan tambahan keahlian, peningkatan kapasitas dan kompetens keteknikani, seperti struktur, mekanikal, pemipaan, elektrikal, dan lainnya.

“Ini sebagai komitmen kami dalam peningkatan kapabilitias,” tukas Budy.

Sementara itu, Pjs. Kepala Perwakilan SKK Migas Wilayah Papua dan Maluku, Galih Agusetiawan mengatakan bahwa kegiatan hulu migas yang berada di Papua Barat, termasuk yang dioperatori bp Indonesia, telah terbukti menimbulkan adanya multiplier effect (efek berganda). Tidak hanya terhadap perekonomian di daerah, namun juga berdampak pada perekonomian nasional.

“Keberadaan Tangguh LNG dan kesuksesan penyelesaian proyek Train 3 nantinya, pasti akan membuka peluang memunculkan industri industri turunan baru yang juga akan meningkatkan nilai strategis tambahan bagi perekonomian daerah, dengan demikian perlu dukungan dari semua pihak untuk dapat menciptakan kelancaran operasional dan peningkatan citra investasi di kawasan Timur Indonesia,” ungkap Galih.

Proyek LNG Tangguh merupakan proyek produksi dan penjualan LNG yang telah direalisasikan dalam bentuk joint ventures antara British Petroleum (bp) sebagai operator, pemerintah Indonesia, kontraktor, dan, khususnya masyarakat lokal Papua Barat.

Proyek ini menghasilkan LNG dari ladang gas Wiriagar, Berau, dan Muturi di Teluk Bintuni, Papua Barat dengan luas 5.966,9 km2. Produksi gas bumi rata-rata Lapangan Tangguh tahun 2021 sebesar 1.312 MMSCFD, dan status per 14 Juni 2022 sebesar 1.162 MMSCFD.

Produksi LNG dimulai pada Juni 2009, dan kargo LNG pertama dikirim pada Juli 2009. Proyek LNG Tangguh menghasilkan 7,6 juta ton LNG setiap tahunnya melalui Train 1 dan 2. Pembangunan Train 3 dipastikan mendongkrak kapasitas produksi LNG Tangguh menjadi total 11,4 juta ton pertahun (MTPA). JP01

Google search engine

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here