Peringati Hari LH Sedunia, Kompipa Gandeng Gempa Unimuda Tanam Pohon Sakura

0
292
Rustamaji, Rektor Unimuda Sorong secara simbolis menerima bibit pohon Sakura Jepang alias Tabepuya dari Ketua Kompipa, dalam aksi penghijauan di area kampus dalam rangka Hari Lingkungan Hidup Sedunia, Minggu (5/6/2022). Foto : Tantowi/JP
Spread the love

SORONG, jurnalpapua.id – Pegiat lingkungan yang tergabung dalam Komunitas Peduli Papua (Kompipa) Sorong, menggandeng Mahasiswa Pecinta Alam Gempa Universitas Muhamadiyah Kabupaten Sorong (Unimuda) melakukan aksi penghijauan di area kampus, Minggu (5/6/2022).

Kegiatan ini dilaksanakan dalam rangka Hari Lingkungan Hidup Sedunia yang diperingati setiap tanggal 5 Juni. Jenis pohon yang ditanam pada aksi ini adalah Sakura Jepang atau populer dengan nama Pohon Tabepuya.

Jenis pohon Tabepuya ini memiliki sejumlah keistimewaan. Selain memiliki daun cukup rindang yang cocok sebagai pohon lindung, Tabepuya juga memiliki bunga yang cukup elok berwarna warni, saat memasuki musim gugur daun.

Pohon yang dikembangkan di kebun pembibitan Kompipa di SP 2 Kelurahan Klaru Distrik Mariat ini, memiliki akar tunggal dengan penyerapan air yang cukup bagus.

Mbah Gimbal, Pembina Kompipa Sorong.

Pembina Kompipa, Eko Tugas Kusno Setio alias Mbah Gimbal menyebut, gerakan menanam pohon ini sebagai wujud tanggungjawab manusia dalam menjaga kelestarian alam. Aksi menanam pohon juga dalam rangka menjaga kebersihan udara sebagai sumber kehidupan manusia.

Aksi penghijauan di kawasan kampus ini diawali dengan penyerahan secara simbolis bibit Tabepuya oleh Nikson, Ketua Kompipa kepada Rektor Unimuda Rustamaji. Selain disaksikan para aktivitas lingkungan dari Mapala Gempa, kegiatan ini juga diikuti perwakilan Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Sorong dan perwakilan dari Universitas Kristen Papua Kota Sorong.

Dalam penyampaiannya kepada peserta aksi, Rektor Unimuda Rustamaji berharap kegiatan penanaman pohon ini tidak sebatas aksi seremonial yang menghabiskan biaya. Pasalnya, dari pengalaman yang sering ia saksikan, banyak kegiatan penghijauan yang dibiayai oleh anggaran Negara hanya terlihat semarak di aksi seremonialnya.

“Jangan sampai aksi kita hari ini seperti itu. Ramai di seremonial dengan menghabiskan banyak biaya, tapi tidak terprogram dengan baik. Tindaklanjut untuk merawat pohon yang telah ditanam tidak dilakukan,” ujar Rustamaji, yang memiliki hobi menanam pohon ini. JP03

Google search engine

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here