JURNALPAPUA.ID – “DI desa saya banyak menghasilkan kelapa, biasanya digunakan untuk upacara,” kata Komang Yatik, menjelaskan muasal perjalanan usaha kerajinannya, yang menggunakan kelapa sebagai salah satu bahan baku.
“Lalu saya pikir, bisa juga ini dipake menjadi tempat lilin. (Kerajinan) Ini yang saya kirim ke Perancis dan Itali. Satu kontainer bisa berisi 13 ribu (pieces),” tukasnya dengan logat Bali, melanjutkan kisahnya.
Pemilik usaha rumah terapi, craft dan kosmetik di Jl Selukat, Keramas Kecamatan Blahbatuh Kabupaten Gianyar, Bali ini menjadi pelaku UMKM yang berkesempatan mempromosikan produk, dalam sesi Business Matching Pertamina SMEXPO 2021 yang digelar secara virtual, 14 Oktober 2021.
Mengenakan kebaya putih berbahan brokat, Komang Yatik bukan penampil tunggal dalam live streaming selama dua jam yang dimediatori Ira Damayanti, Founder & Chairwoman Indonesia Diaspora SME Export Empowerment & Development (ID SEED).
Ada Santosa, pengusaha gula aren asal Garut, Jawa Barat, Abdul Ghafur, pemilik galeri Duta Craftindo di Dusun Cemanggah Kidul Kelurahan Branjang, Ungaran, Jawa Tengah, Bagus Randiawan, juragan lilin di Java Candle Art Bandung dan Triyono, owner Mandiri Art Shop di Kemang Timur, Jakarta Selatan serta Nastiti, pemilik PT Pikat Kreatif Indonesia dengan brand produknya Soulmate Badsheet yang bermarkas di Duren Sawit Jakarta Timur.
Mereka ini adalah para pelaku Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) binaan PT Pertamina. Dari beberapa menit durasi waktu yang diberikan, entrepreneur rumahan ini berkisah perjalanan bisnisnya, mulai dari nol mencari pembeli secara konvensional hingga berkembang menembus pasar luar negeri.
“Saya memulai usaha itu tahun 1994, waktu itu masih door to door di sekitar Kemang. Pada saat krismon tahun 1997 saya bisa menyewa ruko di Kemang Timur, dan Alhamdulillah masih eksis sampai sekarang,” kata Triyono.
Business Matching menjadi rangkaian dari gelaran Pertamina SMEXPO 2021, sebuah ekshibisi produk UMKM yang digelar secara virtual oleh PT Pertamina. Para pelaku UMKM binaan Pertamina yang tersebar di pelosok negeri ini, dimediasi dengan para calon buyer dari berbagi penjuru Negara.
Dengan tagline; Berani Keren se-Indonesia, tahun ini Pertamina SMEXPO digelar berbarengan dengan hajatan Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia Kalimantan Timur (Gernas BBI Kaltim) selama tiga hari, sejak 12 Oktober 2021.
Pjs. Senior Vice President Corporate Communication & Investor Relations PT Pertamina (Persero) Fajriyah Usman menyebut, ekshibisi produk UMKM binaan Pertamina tahun kedua ini berbeda dibandingkan kegiatan Pertamina SMEXPO pertama tahun 2020 lalu.
“Selain berupa virtual exhibition, Pertamina SMEXPO 2021 juga dirancang menjadi sebuah marketplace,” kata Fajriyah, menjawab pertanyaan jurnalpapua.id secara tertulis pada 22 Oktober 2021.
Artinya, meskipun digelar bersamaan dengan Gernas BBI Kaltim pada 12 – 14 Oktober 2021, marketplace Pertamina SMEXPO masih terus dibuka hingga saat ini. Masyarakat umum masih bisa berbelanja produk UMKM lokal dari berbagai daerah di Indonesia.
Jumlah pelaku UMKM yang terlibat juga tidak sama. Jika tahun lalu hanya sekitar seratusan pengusaha, pada marketplace Pertamina SMEXPO 2021 tercatat sebanyak 220 UMK yang lolos kurasi dan layak bergabung untuk naik kelas.
Dari lima kategori usaha, peserta dari kelompok Food & Beverage cukup mendominasi dengan jumlah sebanyak 103 pengusaha. Urutan kedua kategori Fashion sebanyak 56 UMKM, kemudian Craft 43 UMKM, Agrobis 16 UMKM dan Furniture 2 UMKM.
Hingga penghujung tahun ini, jumlah pelaku UMKM yang dapat on boarding dalam marketplace Pertamina SMEXPO ditargetkan tidak kurang dari 1000. Kata Fajriyah, Pertamina SMEXPO 2021 merupakan wahana belajar bagi UMKM dalam menggunakan marketplace sebagai sarana meningkatkan jangkauan pasarnya.
Trias Putri Boerniat, pemilik Green Craft & Design asal Ciputat, Tangerang Selatan berucap syukur bisa menjadi bagian dari Pertamina SMEXPO. Di saat pandemi Covid-19 masih menjadi momok di negeri ini, ada cara lain yang bisa diikuti pelaku UMKM untuk tetap menggerakkan roda usahanya. Bahkan melalui marketplace, jangkauan pasarnya semakin tak terbatas.
“Melalui cara ini kami ingin membangun brand image ke masyarakat agar produk kami lebih dikenal secara luas lagi,” kata Trias.
Produk-produk karyanya seperti gorden, bedcover, sarung sofa, bantal, baju muslim dan pernak-pernik aksesoris itu telah layak ekspor. Apalagi setelah produknya berhasil masuk ke beberapa departmen store besar dan beberapa galeri terkenal.
Kesiapan Trias untuk memasok produknya ke pasar internasional juga didukung pengalamannya mengikuti pameran di luar negeri. Australia, Brunei Darussalam, Bangkok, Kuwait, dan Dubai pernah disambangi untuk memperkenalkan produknya.
Dari pameran di dalam dan luar negeri itulah pesanan yang diterima Trias semakin deras mengalir. Hasil monitoring sejak Pertamina SMEXPO 2021 dibuka, produk UMKM dari Green Craft & Design milik Trias yang paling banyak menarik minat calon buyer.
Usaha yang berbasis di Jalan Flamboyan Raya 19-H-1 Rempoa, Ciputat, Tangerang Selatan ini sudah ditekuni Trias hampir 35 tahun. Sejak bergabung menjadi binaan Pertamina pada tahun 2016 lalu, Trias mengakui banyak perubahan besar yang terjadi. Mulai dari peningkatan jumlah karyawan sampai omzet yang membubung hingga 5 kali lipat.
“Kami berharap usaha ini masih terus bisa berkembang untuk menyediakan banyak lapangan kerja lagi,” kata Trias.
Terbukanya lapangan pekerjaan baru seperti ini, disebutkan Fajriyah, linier dengan misi Pertamina dalam penerapan aspek Environmental, Social & Governance (ESG) di bidang sosial, serta penerapan SDGs tujuan ke-8 dengan menyediakan lapangan pekerjaan dan mendukung pertumbuhan ekonomi.
Sebagai pembina, Pertamina akan terus memonitor perkembangan bisnis dari setiap pelaku UMKM, termasuk dalam hal transaksi dan penjualan yang terus bergerak dinamis, dari dalam maupun luar negeri.
“Kami di sini sangat wow! Ini pertama kali saya joint, excited sekali melihat para UKM-UKM Indonesia yang sudah siap go global, go internasional,” kata Vega Mangindaan, founder/CEO dari e-commerce Indonesia di Amerika Serikat, yang berbasis di Washington DC.
Vega menjadi salah satu calon buyer luar negeri yang mengikuti live streaming Business Matching Pertamina SMEXPO 2021, dari Maryland, Amerika Serikat. Ia tertarik dengan gula aren yang diproduksi CV Sentosa Andalan Wurmb, UMKM asal Kabupaten Garut, Jawa Barat dengan merk dagang Areniss.
Kata Vega, pasar gula aren di Amerika sekarang ini sangat besar. Banyak bubble store menggunakan gula aren, terutama yang cair. Peluang ini yang membahagiakan Santoso, owner Areniss yang telah mematok target pasar internasional di tahun ke 11 usia CV Sentosa Andalan Wurmb. (Tantowi Djauhari)
Baca juga: Menyisir Cekungan Minyak Kepala Burung Bersama Nyonya Tua