Memburu Si Biru di Daerah Tertinggal

0
214
Spread the love

KABUPATEN Teluk Bintuni yang memiliki luas wilayah 18,673 km2, masuk dalam kelompok Daerah Tertinggal di Provinsi Papua Barat bersama Kabupaten Teluk Wondama, Manokwari Selatan dan Pegunungan Arfak. Keputusan ini tertuang dalam Peraturan Presiden Nomor 63 tahun 2020 tentang Penetapan Daerah Tertinggal Tahun 2020-2024. Data BPS Papua Barat, dengan luas laut mencapai 5.077,41 km2, jumlah Rumah Tangga Nelayan di Kabupaten Teluk Bintuni tercatat sebanyak 678. BBM menjadi kebutuhan pokok nelayan yang tak terelakkan. Data Sales Area Papua Barat PT Pertamina Patra Niaga yang membawahi Provinsi Papua Barat dan Papua Barat Daya menjelaskan, rata-rata realisasi harian BBM Gasoline adalah 387 kilo liter dan Gasoil 231 kilo liter yang tersalur melalui 14 SPBU Reguler, 42 SPBU Kompak/Mini, 15 SPBU Nelayan, 25 SPBU 1 Harga serta 53 Pertashop. (Naskah dan Foto-foto: Tantowi Djauhari/portaljepe.id)

KESIBUKAN PAGI – Nadi aktivitas nelayan di Kabupaten Teluk Bintuni, Papua Barat turut berdenyut seiring munculnya matahari di ufuk timur. Mereka harus bergegas ke Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum Nelayan (SPBU-N) untuk mendapatkan BBM, sebagai bekal melaut sepanjang hari. SPBU-N yang dioperasikan CV Fajriyani sejak 12 September 2018 di belakang Pasar Sentral Kelurahan Bintuni Timur Distrik Bintuni ini, menjadi tempat nelayan Teluk Bintuni dalam mendapatkan BBM Satu Harga. Foto diambil pada Jumat (9/12/2022) pagi.
MODAL MELAUT – Komoditi Bahan Bakar Minyak (BBM) menjadi kebutuhan primer para nelayan Teluk Bintuni, Papua Barat dalam menjalani aktivitas di laut, mencari ikan, udang maupun kepiting demi kebutuhan ekonomi keluarga. Untuk memudahkan nelayan mendapatkan BBM, Sales Area Papua Barat PT Pertamina Patra Niaga, saat ini telah membuka 15 SPBU Nelayan yang terbagi dalam dua rayon. Rayon I yang meliputi 6 kabupaten dan 1 kota (Kota Sorong, Kab. Sorong, Kab. Sorong Selatan, Kab. Raja Ampat, Kab. Tambrauw, Kab. Maybrat dan Kab. Teluk Bintuni) terdapat 8 SPBU Nelayan, dan ada 7 SPBU Nelayan di Rayon II (Kab. Manokwari, Kab. Pegunungan Arfak, Kab. Manokwari Selatan, Kab. Teluk Wondama dan Kab. Kaimana). Foto diambil pada Jumat (9/12/2022) pagi.
BBM BIRU – Kehadiran SPBU- N 88.983.03 yang melayani penjualan BBM Subsidi (Gasoline: Pertalite dan Gas Oil: Bio Solar) maupun Non Subsidi (Pertamax dan Dexlite) di belakang Pasar Sentral Kelurahan Bintuni Timur Distrik Bintuni, menjadi tempat favorit nelayan Teluk Bintuni saat pagi. Mereka banyak memburu Si Biru (Pertamax). Salah seorang nelayan, Muhami Refideso bilang, dengan menggunakan Pertamax, usia mesin tempel perahunya lebih awet. Sedangkan Nuriva Joko Wbowo, Sales Branch Manager Rayon I Papua Barat PT Pertamina Patra Niaga menyebut, kelebihan menggunakan Pertamax yang memiliki nilai oktan 92 adalah, pembakaran pada mesin lebih sempurna, ramah lingkungan dan lebih irit. Foto diambil pada Jumat (9/12/2022) pagi.
BBM NELAYAN – SPBU-N 88.983.03 yang dioperasikan CV Fajriyani di belakang Pasar Sentral Kelurahan Bintuni Timur, Distrik Bintuni, Papua Barat, menjadi lembaga penyalur BBM ke-14 yang diresmikan Pertamina dan Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) di tahun 2018. SPBU-N ini melengkapi empat  lembaga penyalur (3 SPBU Kompak dan 1 SPBU-N) yang telah ada di Teluk Bintuni sebelumnya.  Lima lembaga penyalur  yang mendapat pasokan BBM dari Terminal BBM Sorong ini, membuat nelayan Teluk Bintuni tak lagi ikut antre BBM di Agen Penyalur Minyak Solar (APMS). Foto diambil pada Jumat (9/12/2022) pagi.
STOK BBM – Senyum Muhami Refideso, nelayan Teluk Bintuni ini terurai ketika kebutuhan BBM untuk melaut mudah didapat dan persediaan tercukupi. Kehadiran SPBU-N 88.983.03 Fajriyani, merupakan wujud komitmen pemerintah untuk menyediakan energi berkeadilan bagi masyarakat melalui program BBM Satu Harga hingga ke pelosok negeri. Foto diambil pada Jumat (9/12/2022) pagi.
Google search engine

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here