SORONG, jurnalpapua.id – Bank Indonesia perwakilan Papua Barat, terus mendorong akseptasi pembayaran digital di masyarakat. Program terbaru yang diluncurkan, adalah penggunaan QR Code Indonesia Standar (QRIS) untuk transaksi jual beli di Pasar Remu, Kota Sorong, Kamis (2/12/2021).
Bukan hanya menyasar pasar tradisional. Bank sentral ini juga melaunching penggunaan cara bayar digital sebagai akselerasi digitalisasi ekonomi dan keuangan nasional ini di tenant yang ada di Saga Mall.
Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Papua Barat Bidang Sistem Pembayaran, Pengelolaan Uang Rupiah dan Manajemen Intern, James Wilson L. Tobing menjelaskan, inisiatif tersebut merupakan implementasi Blue Print Sistem Pembayaran Indonesia 2025 (BSPI), dalam menyediakan infrastruktur sistem pembayaran ritel yang cepat, inovatif dan kolaboratif dengan standar keamanan yang tetap terjaga
Dalam menjalankan Program Pasar dan Pusat Perbelanjaan SIAP (Sehat, Inovatif, dan Aman Pakai), BI berkolaborasi dengan Kementerian Perdagangan. Secara nasional, QRIS telah kick off pada tanggal 5 November 2021 di Kabupaten Minahasa.
Peluncuran tersebut menandai dimulainya uji coba pasar dan pusat perbelanjaan SIAP QRIS di 51 pasar rakyat dan 45 pusat perbelanjaan di 34 provinsi seluruh Indonesia. Program SAP QRIS ini bertujuan untuk mendisiplinkan protokol kesehatan, efisiensi, praktis dan higienis tanpa tatap muka.
“Di Papua Barat, yang menjadi pilot project dari SIAP QRIS adalah Pasar Remu Kota Sorong,” tukas James, disela-sela launching SIAP QRIS Pasar Remu.
Sebagai perwujudan sinergi di kota ini, Bank Indonesia Provinsi Papua Barat berkolaborasi dengan Pemerintah Daerah Kota Sorong melalui Dinas Perdagangan, Badan Pengelolaan Pajak dan Retribusi Daerah serta Penyedia Jasa Pembayaran (PJP) baik perbankan maupun non-perbankan.
Dengan bantuan PJP, sebelumnya telah dilaksanakan onboarding atau edukasi mengenai kanal pembayaran QRIS kepada pedagang di Pasar Remu dan Saga Mall Sorong.
Saat ini, pengguna QRIS di Pasar Remu Sorong tercatat sebanyak 437 pedagang dari 61 5 pedagang yang berada di dalam Pasar Remu, dan 16 tenant di Saga Mal Sorong.
Untuk mendukung transaksi menggunakan QRIS, pihak perbankan telah menyediakan 37 agen perbankan di area Pasar Remu yang siap membantu proses top up uang elektronik, cash out, transfer dana hingga pembayaran tagihan dan pajak.
Ditegaskan James L Tobing, pola transformasi digital seperti yang dilakukan di Pasar Remu akan memberikan banyak manfaat baik bagi masyarakat, pedagang, perbankan hingga pemerintah setempat.
Pola transaksi yang terekam secara digital menjadi modal penting, baik bagi merchant ataupun perbankan untuk dapat menilai lebih lanjut mana nasabah yang layak untuk mendapat jasa layanan perbankan khususnya pembiayaan atau pemberian kredit.
“Melalui kegiatan ini, kami berharap masyarakat mampu memanfaatkan teknologi digital dalam sektor perdagangan untuk meningkatkan volume transaksi para pedagang dan mengenal cara pembayaran yang Cemumuah (Cepat, Mudah, Murah, Aman dan Handal),” kata James.
Mempertimbangkan peran strategis pasar tradisional dan potensi digitalisasi serta dampaknya terhadap ekonomi, Bank Indonesia Papua Barat akan melanjutkan pencanangan program SIAP QRIS di beberapa pasar tradisional maupun pasar modern sebagai salah satu upaya mempercepat digitalisasi daerah di sektor perdagangan. JP01