Kecewa Pembangunan Tak Merata, Jadi Alasan Masyarakat Moskona Barat Miliki Senjata Api

0
208
Kornelis Aisnak, perwakilan masyarakat Moskona Barat (atas) dan senjata api rakitan serta 25 peluru kaliber 5,56 mm yang diserahkan ke Polres Teluk Bintuni, Jumat (22/7/2022).
Spread the love

BINTUNI, jurnalpapua.id – Sejumlah perwakilan masyarakat dari Kampung Meyerga Distrik Moskona Barat Kabupaten Teluk Bintuni, Papua Barat, menyerahkan sepucuk senjata api rakitan dan 25 butir peluru kaliber 5,56 mm kepada Polres Teluk Bintuni, Jumat (22/7/2022).

Penyerahan senjata yang diwakili Kornelis Aisnak ini, diterima langsung oleh Kapolres Teluk Bintuni, AKBP Junov Siregar di Ruang Rapat Utama Dhira Brata Mapolres. Penyerahan senjata api rakitan dan pelurunya ini, menjadi wujud kepedulian masyarakat dalam menjaga keamanan dan ketertiban wilayah.

Namun sebelum menyerahkan sepucuk senjata berbahaya tersebut, Kornelis menyampaikan kepada Kapolres bahwa alasan kepemilikan senjata oleh salah seorang warga Meyerda itu, merupakan bentuk kekecewaan atas sikap pemerintah daerah Teluk Bintuni yang saat ini.

“Kami masyarakat Moskona hanya menuntut pembangunan. Pemerintahan yang dulu, hal-hal begini tidak pernah terjadi. Yang sekarang ini beda sedikit, sehingga kami di wilayah Moskona seperi ayam kehilangan induk. Terus terang saya bicara seperti ini, karena kami (di kampung) butuh pembangunan. Tapi pembangunan yang selama ini, Moskona hanya dibangun di media, bukan bangun di lokasi,” kata Kornelis.

Berita Terkait : Rekening Dana Kampung Diblokir, Masyarakat Meyerga Serahkan Peluru dan Sepucuk Senjata

Selain itu, jika ada pembangunan di wilayah Moskona, masyarakat minta agar dilibatkan sebagai pekerja, bukan hanya sebagai penonton orang kerja.

“Kami orang Moskona ingin jadi raja di negeri sendiri, di kami punya wilayah. Kalau ada pembangunan di Moskona, kami bisa kerjakan sendiri, karena kami juga butuh makan, butuh minum. Kami bukan penonton,” tukas Kornelis.

Aspirasi itu kata Kornelis, sudah sering disampaikan ke pemerintahan daerah. Namun aspirasi tersebut tidak pernah ada respon yang baik. Perlakuan yang tidak adil itu, yang menjadi pemicu masyarakat berpikir pendek dengan melakukan tindakan-tindakan yang melanggar hukum.

“Mereka punya aspirasi berapa kali kasih naik tapi tidak terjawab, ya sudah tindakan selanjutnya kami tidak tahu. Namanya juga manusia. Jadi pada kesempatan ini, saya berharap dukungan dari pihak kepolisian dan pemerintah, supaya bersama-sama melihat kondisi di wilayah moskona,” tambah Kornelis.

Selain persoalan pembangunan yang minta di perhatikan, perwakilan masyarakat Moskona Barat ini juga berharap polisi bisa menjembatani komunikasi dengan pihak pemerintah daerah, agar mengganti Kepala Kampung Meyah, kampung persiapan yang berbatasan dengan Kabupaten Maybrat.

Selain Meyah, di Distrik Moskona Barat juga terdapat empat kampung, yakni Kampung Istiwkem, Macok, Majnic dan Meyerga.

Alasan penggantian kepala kampung Meyah ini, disebutkan Kornelis, untuk memutus mata rantai kepemilikan senjata api bagi masyarakat di Distrik Moskona Barat. “Kondisi lapangannya nanti bapak bisa lihat sendiri, karena pembangunan tidak tampak di lapangan, juga ada gangguan dari Maybrat. Kita harus putuskan mata rantainya,” kata Kornelis. JP01

Google search engine

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here