Bupati Bintuni Sebut Tindakan Separatis Teroris di Posramil Kisor Melewati Batas Kemanusiaan

0
216
Ir Petrus Kasihiw MT, Bupati Teluk Bintuni (tengah), didampingi Wakapolres Teluk Bintuni Kompol M salim Nurlily dan Dandim 1806 Teluk Bintuni, saat menyampaikan pernyataan terkait peristiwa penyerahan Posramil Kisor di Distrik Aifat Selatan, Kabupaten Maybrat, Sabtu (4/9/2021). Foto: Tantowi/JP
Spread the love

BINTUNI, jurnalpapua.id – Gugurnya empat orang prajurit TNI AD yang bertugas di Posramil Kisor Distrik Aifat Selatan Kabupaten Maybrat Papua Barat akibat tindakan brutal Kelompok Separatis Teroris (KST) pada Kamis (2/9/2021) lalu, memicu reaksi dari Bupati Kabupaten Teluk Bintuni.

Selain mengecam tindakan keji yang sudah melewati batas kemanusiaan itu, Ir Petrus Kasihiw MT yang menjabat Bupati Bintuni selama dua periode ini, memerintahkan kepada Kepala Distrik di wilayah Kabupaten Teluk Bintuni yang berbatasan langsung dengan Kabupaten Maybrat, untuk berkoordinasi dengan tokoh masyarakat dan tokoh adat setempat.

“Saya akan mengirim surat edaran kepada Kepala Distrik yang berbatasan dengan Maybrat, untuk mengantisipasi agar peristiwa itu tidak terjadi di wilayah Bintuni. Apalagi kita baru saja selesai satu persoalan di Moskona Barat,” kata Bupati Petrus Kasihiw MT, usai memberangkatkan 30 siswa Petrotekno Ciloto di Kampus P2TIM Bintuni, Sabtu (4/9/2021).

Alumnus UGM ini menilai, peristiwa penyerangan Posramil Kisor di Distrik Aifat Selatan Kabupaten Maybrat yang menyebabkan gugurnya empat orang prajurit BKO Kodim 1809/Maybrat itu adalah tindakan ngeri yang sudah diluar batas-batas kemanusiaan.

Selaku kepala daerah dan mewakili seluruh masyarakat Kabupaten Teluk Bintuni, Petrus Kasihiw mengutuk tindakan keji tersebut.

“Kami masyarakat Teluk Bintuni merasakan duka yang mendalam atas gugurnya empat orang prajurit TNI yang bertugas di Posramil Kisor Distrik Aifat Selatan Kabupaten Maybrat pada 2 September 2021 lalu. Bagi kami, ini adalah tindakan yang sudah melewati batas kemanusiaan. Kami sangat menyesalkan kejadian ini, karena itu hanya akan membuat keresahan di tengah masyarakat Papua Barat, khususnya di Maybrat yang berbatasan langsung dengan Kabupaten Teluk Bintuni,” urai Petrus Kasihiw.

Ditambahkan Piet, jika masyarakat ada masalah dan tidak puas dengan pemerintah, sebaiknya menggunakan jalur komunikasi untuk membicarakannya secara baik. Langkah itu yang seharusnya di tempuh, agar tidak menimbulkan korban jiwa.

“Kita ada jalur-jalur yang bisa dipakai untuk bicara, supaya jangan menimbulkan korban. Karena setiap jatuh korban, akan ada korban-korban berikutnya. Ini yang kami tidak inginkan. Saya baik secara pribadi maupun dalam kapasitas sebagai Bupati Teluk Bintuni, berharap agar pihak TNI/Polri bisa segera mengamankan situasi ini, agar tidak menimbulkan keresahan dan berdampak lebih luas lagi,” kata Piet Kasihiw.

“Kami Teluk Bintuni ingin damai. Kami ingin sejahtera, kami ingin membangun. Sehingga kita menolak jika ada hal-hal yang terjadi seperti di Distrik Aifat Selatan Posramil Kisor. Kami mendoakan agar mereka yang telah gugur dalam tugas pengabdian kepada bangsa dan Negara, dapat diberikan tempat yang layak oleh Tuhan yang Maha Kuasa,” pungkasnya. JP01

Google search engine

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here