BINTUNI, jurnalpapua.id – Lazimnya, di daerah yang pasokan listriknya masih terbatas akan memberikan penerangan kepada penduduk saat malam hari. Tetapi di empat kampung di Distrik Babo, Kabupaten Teluk Bintuni, yang terjadi justru sebaliknya.
Sejak 26 Agustus 2021 lalu, masyarakat yang berada di kawasan strategis terhadap operasional proyek LNG Tangguh ini harus hidup dalam kegelapan saat malam. Sebaliknya, mereka baru bisa menikmati layanan PT PLN saat siang.
Usut punya usut, yang menjadi biang dari problem ini adalah rusaknya Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) yang selama ini menjadi sumber energy penerangan masyarakat.
Dari surat pemberitahuan PT PLN Unit Layanan Pelanggan (ULP) Bintuni yang disampaikan kepada Kepala Distrik Babo, satu unit mesin pada PLTD Babo mengalami kebocoran pada Carter, yang mengakibatkan air sirkulasi radiator masuk pada ruang pembakaran mesin.
“Ini yang mengakibatkan mesin di PLTD Babo tidak dapat beroperasi pada malam hari,” begitu penjelasan yang tertulis dalam surat pemberitahuan yang ditandatangani Plt Manager ULP PLN Bintuni, Alfon Hasian Sonny Christian, 26 Agustus 2021.
Dengan kerusakan tersebut, PT PLN telah menempuh langkah investigasi pada mesin yang bermasalah dengan memberangkatkan tim teknis.
“Proses troubleshoot pada mesin akan dilakukan sesuai hasil investigasi,” kata Alfon, dalam suratnya.
Surat tersebut lantas ditindaklanjuti oleh Maulana Fimbay S.IP, Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Distrik Babo dengan mengedarkan surat pemberitahuan senada tertanggal 30 Agustus 2021, yang ditujukan kepada enam kepala kampung, agar menyampaikan kepada warganya masing-masing.
“Saat ini teknisi dari PLN sudah ada di Babo untuk mengecek kerusakan itu. Kalau memang spare part yang rusak bisa dibeli di Manokwari, mungkin akan cepat selesai. Tapi kalau kalau beli ke Jawa, itu yang perlu waktu,” kata Maulana, Jumat (3/9/2021). JP01