Industri Migas Sarat Teknologi Tinggi, Pekerjanya Tak Bisa Disiapkan Instan

0
205
Alloisius Serang (kiri) dan Max Samaduda.
Spread the love

BINTUNI, jurnalpapua.id – Pemerintah Kabupaten Teluk Bintuni harus mengevaluasi manajemen Petrotekno selaku operator Pusat Pelatihan Teknik Industri dan Manajemen (P2TIM), jika serius ingin menyiapkan SDM generasi muda teluk sebagai tenaga kerja siap pakai di industri migas.

Pasalnya, industri migas yang masuk kategori Obyek Vital Nasional (Obvitnas), sarat dengan penggunaan teknologi tinggi, baik di kegiatan operasional maupun konstruksi.

“Tenaga kerja untuk industri migas itu tidak bisa disiapkan secara instan. Hanya dalam waktu beberapa bulan. Karena industri ini sarat teknologi tinggi, jadi pekerjanya benar-benar selektif dan memiliki keterampilan yang siap pakai,” kata Max Samaduda, mantan karyawan di LNG Tangguh yang kini menjabat Direktur Perusda Bintuni Maju Mandiri, Rabu (8/2/2023).

Pernyataannya ini disampaikan menanggapi kualitas SDM lulusan P2TIM Petrotekno yang tidak diterima bekerja sebagai tenaga skill di LNG Tangguh, baik di bagian konstruksi pembangunan Train 3 maupun operasional industri.

Menurutnya, untuk memiliki ketrampilan yang memenuhi kualifikasi di konstruksi sektor migas, minimal pelatihan yang harus diberikan minimal 6 bulan hingga 1 tahun. Dari pelatihan secara teori dalam kelas, harus dikombinasikan dengan praktik kerja lapangan di perusahaan.

“Ini untuk memberikan pengalaman di lapangan secara langsung kepada siswa, sehingga kompetensi mereka benar-benar diuji. Pola ini yang tidak ada di P2TIM Petrotekno,” ungkap Max.

Alloysius Serang, mantan Team Leader Development LNG Tangguh menyampaikan pendapat yang sama. Menurutnya, jika keberadaan P2TIM Petrotekno dibangun untuk menyiapkan SDM Teluk Bintuni siap kerja, kurikulum yang dijalankan manajemen Petrotekno harus dievaluasi dan berubah. Durasi pendidikan dari tiga bulan ke satu tahun.

“Kalau hanya pelatihan tiga bulan, hasilnya tidak akan memenuhi standar kualifikasi di industri migas. Jadi harus ada evaluasi di Petrotekno dan berubah,” tandasnya.

Berita terkait:

Seperti diketahui, para siswa P2TIM Petrotekno menjalani pelatihan selama tiga bulan. Dari durasi tersebut, waktu efektif penyampaian materi jurusan yang dipilih siswa, hanya berlangsung selama 50 hari.

Menurut Muhammad Faizal, mantan pengajar Scaffolding di P2TIM Petrotekno, ia baru masuk kelas menyampaikan materi kepada siswa P2TIM Petrotekno di bulan kedua dan ketiga. Dalam satu bulan, waktu efektif pembelajaran hanya 25 hari. “Karena hari Minggu kami libur,” katanya. JP01

Google search engine

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here