Tewaskan 3 Prajurit, Komandan Kompi Gome Papua Tutupi Aktivitas Pengamanan Proyek Galian Pasir

0
230
Personel TNI tengah mengevakuasi jenazah anggota TNI yang gugur akibat serangan KKB di Distrik Gome Kabupaten Puncak, Mereka seluruhnya telah dievakuasi ke Timika,, Mimika, Papua, Kamis (27/1/2022). Foto: Dok Pendam XVII/Cenderawasih
Spread the love

JAKARTA, jurnalpapua.id – Tiga orang prajurit TNI meninggal dunia setelah mendapat serangan dari Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB), saat mengamankan lokasi proyek galian pasir.

Namun kejadian pada 27 Januari 2022 lalu, oleh Komandan Kompi dilaporkan bahwa tiga prajurit itu meninggal saat ada penyerangan Pos Ramil di Distrik Gome Kabupaten Puncak, Papua.

Kebohongan Danki ini terungkap dari kejanggalan kronologis penyerangan yang diterima Panglima TNI, Jenderal Andika Perkasa.

Menantu A.M Hendropriyono ini menyatakan geram telah dibohongi anak buahnya terkait penyerangan oleh KKB terhadap Pos Ramil di Distrik Gome, Kabupaten Puncak, Papua itu.

Dilansir dari Kompas.com, Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa mengungkapkan, komandan kompi (danki) di Distrik Gome, Kabupaten Puncak, Papua menyembunyikan aktivitas pengamanan proyek galian pasir illegal yang melibatkan anggotanya kepada komandan batalyon setempat.

Pengamanan proyek galian pasir itu demi mendapat uang tambahan dan aktivitas tersebut tidak dilaporkan si komandan kompi ke atasannya. Andika menyebutkan, danki tersebut melaporkan kepada komandan batalyon bahwa kompinya melakukan patroli ke sejumlah titik yang kemudian berujung adanya penyerangan kelompok kriminal bersenjata (KKB) yang menewaskan tiga prajurit TNI.

Padahal, fakta di lapangan adalah mereka melakukan aktivitas pengamanan proyek galian pasir.

“Yang dilaporkan oleh komandan pos (danki) kepada komandan atasnya yaitu komandan batalyon yang waktu itu vicon (video conference) dengan saya, nah itu bohong,” kata Andika kepada wartawan di Jakarta, Senin (21/3/2022).

“Jadi misalnya dikatakan dia mengeluarkan pengaman pos itu, patroli ke titik ini, ke titik A, ternyata yang dilakukan itu ke (pengamanan) proyek galian pasir,” lanjut Andika.

Andika menduga, danki tersebut tak melaporkan kegiatan pengamanan proyek galian pasir ke komandan batalyon karena khawatir akan menimbulkan pertanyaan. Aktivitas pengamanan proyek galian pasir tersebut tidak mengantongi izin dari atasan.

“Gitu-gitu kan membuat kalau dilaporkan sebenarnya pasti mungkin ada pertanyaan, itu apa di situ? Satu, boleh enggak kamu di situ. Sehingga itulah yang kemudian ditutupi harapannya nggak ketahuan,” ujar Andika.

Andika juga menyatakan heran dengan cara danki itu menggelar pasukan di tempat proyek galian pasir. Menurut dia, cara danki menggelar pasukan di proyek galian pasir tersebut tak cermat dalam memperhitungkan hal taktis.

“Ingat, ini kan bukan daerah lain, ini daerah yang memang keamanannya juga agak lebih tidak biasa,” kata Andika.

Kebohongan ini diketahui ketika ditemukan adanya kejanggalan mengenai kronologi penyerangan yang menewaskan tiga prajurit tersebut. “Ternyata hasilnya berbohong. Yang terjadi bukan yang dilaporkan, yang terjadi sebenarnya disembunyikan oleh si danki (komandan kompi) dari komandan batalyon,” kata Andika dikutip dari kanal Youtube Jenderal TNI Andika Perkasa.

Pemaparan adanya kejanggalan mengenai kronologi penyerangan Pos Ramil Gome dibahas dalam rapat bersama para perwira tinggi di lingkungan TNI. Dalam rapat tersebut, Andika menyebutkan bahwa danki telah menyepelekan potensi gangguan keamanan yang ada.

Andika menyatakan, kendati korban meninggal karena penyerangan yang dilakukan KKB, tetapi peristiwa itu tetap ada peran kelalaian komandan kompi. “Iya betul yang melakukan tindakan pidana pembunuhan adalah kelompok bersenjata, tapi juga ada peran ini, peran dari komandan kompi dalam hal ini komandan pos di tempat yang tidak diperhitungkan dan disepelekan,” ujar dia.

“Hanya soal ‘oh kita dapat uang tambahan untuk pengamanan di situ’, dikorbankan semuanya,” lanjut Andika.

Dia telah memerintahkan Pusat Polisi Militer TNI dan Pusat Polisi Militer TNI Angkatan Darat memproses hukum danki tersebut. Proses hukum dilakukan agar menjadi pelajaran bagi para tentara yang bertugas di Papua. JP03

Google search engine

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here