Terdongkrak Naiknya Harga Minyak, Hulu Migas Setor Rp 136,8 Triliun Penerimaan Negara

0
229
Spread the love

JAKARTA, jurnalpapua.idMomentum membaiknya harga minyak dunia menjadi pendorong penerimaan Negara dari sektor hulu minyak dan gas bumi (migas) di tahun 2021, hingga melampaui target.

Hingga kuartal III (30 September 2021), penerimaan negara yang dihasilkan industri hulu migas mencapai Rp. 136,8 (kurs 1 USD = Rp14.350,-) triliun dan telah melampaui target APBN 2021 yang ditetapkan sebesar 131%.

“Kami bersyukur pada Kuartal III 2021 ini, salah satu KPI (Key Performance Indicator) SKK Migas yakni penerimaan negara telah tercapai, bahkan melebihi target. Kami mengucapkan banyak terima kasih kepada seluruh pemangku kepentingan terkait atas dukungan serta kerjasama yang baik sehingga industri ini berhasil memberikan penerimaan negara yang optimal dimasa pandemi seperti ini,” kata Kepala SKK Migas, Dwi Soetjipto dalam jumpa pers Kinerja Hulu Migas Kuartal – III 2021 di Jakarta, Selasa (19/10/21).

Dwi menambahkan, optimalnya penerimaan negara dari hulu migas tidak lepas dari harga minyak dunia yang berangsur membaik dan juga efisiensi kegiatan operasi hulu migas yang dilakukan.

“Dimulai pertengahan tahun 2021, harga ICP (Indonesian Crude Price) mulai mengalami kenaikan hingga per September ini mencapai US$ 72,2/barel, tentunya kita semua berharap membaiknya harga minyak dunia ini dapat dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya oleh pelaku usaha hulu migas agar gairah investasi dapat kembali menggeliat setelah sempat lesu pada 2020 lalu,” ujarnya.

Tidak hanya harga minyak dunia, diprediksi harga LNG juga cenderung meningkat hingga kuartal I Tahun 2022, seiring dengan peningkatan kebutuhan energi dunia.

Untuk capaian lifting migas nasional per Kuartal III – 2021, Dwi menyebutkan capaian saat ini adalah 1.640 juta barel setara minyak per hari (MBOEPD) dengan rincian lifting minyak sebesar 661 ribu barel minyak per hari (BOPD), atau 93,8% dari target APBN yang ditetapkan untuk tahun ini sebesar 705 ribu BOPD.

Sedangkan lifting gas sebesar 5.481 MMSCFD (standar kaki kubik per hari) dari target APBN sebesar 5.638 MMSCFD atau tercapai 97,2%.

Pompa angguk di sumur minyak peninggalan Belanda yang ada di Silayah Kerja Kepala Burung, Sorong, Papua Barat.

Sementara investasi di hulu migas juga meningkat seiring dengan membaiknya harga minyak dunia dan mulai bergeraknya perekonomian nasional. Saat ini nilai investasi di hulu migas telah mencapai Rp. 113,3 triliun.

Untuk realisasi cost recovery pada kuartal III 2021 telah mencapai Rp. 79,8 triliun, atau berada di angka 68,90% terhadap outlook. SKK Migas akan terus mengawal agar angka cost recovery berada dibawah target melalui efisiensi dan optimalisasi kegiatan operasi KKKS.

Terkait capaian lifting migas yang masih dibawah target, Dwi menyebutkan ada beberapa kondisi yang menyebabkan hal itu terjadi yakni entry point awal tahun 2021 yang rendah karena adanya beberapa kegiatan pengeboran dan onstream proyek 2020 yang tertunda, akibat pembatasan mobilitasi manusia dan peralatan selama pandemi Covid-19.

“Kemudian terjadinya unplanned shutdown, terlambatnyakegiatan pengeboran akibat terkendala masalah perizinan dan pembatasan mobilisasi, serta mundurnya beberapa onstream lapangan yang terjadi padatahun2021 ini,” jelas Dwi.

Namun demikian, SKK Migas bersama KKKS terus melakukan upaya untuk meningkatkan lifting tahun 2021 yakni melalui optimalisasi produksi dengan perkiraan tambahan 3.000 BOPD, tambahan sumur pemboran dan Work Over dengan tambahan 500 BOPD, penggunaan teknologi produksi dan debottlenecking dengan tambahan 500 BOPD, pengurasan stok dengan tambahan 1.800 BOPD, serta melalui crashed program dengan perkiraan tambahan 1.600 BOPD.

“Sedangkan untuk gas, kami akan melakukan optimasi penyerapan sehingga ada tambahan lifting 55 MMSCFD dan melalui optimasi operasi dengan tambahan 20 MMSCFD,” urai mantan Dirut PT Semen Indonesia ini. JP01

Google search engine

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here