
BINTUNI, jurnalpapua – Keberadaan IPTU Tomi Samuel Marbun, mantan Kasat Reskrim Polres Teluk Bintuni, Polda Papua Barat yang dilaporkan hilang pada 18 Desember 2024, hingga kini masih menjadi misteri.
Sebanyak 274 personil gabungan dari TNI, Polri dan Basarnas serta unsur terkait yang melakukan pencarian secara intensif sejak Rabu, 23 April 2025, tidak menemukan titik terang.
Pada Kamis, 1 Mei 2025, proses pencarian tahap III yang dikemas dalam Operasi Alfa Bravo Moskona 2025 dan Operasi SAR Polda Papua Barat 2025, resmi dihentikan.
“Tanda-tanda hasil yang bisa mengidentifikasi keberadaan Iptu Tomi Samuel Marbun, belum kita temukan,” kata Irjen Pol Johnny Eddizon Isir, Kapolda Papua Barat, dalam konferensi pers di Aula Adriano Ananta Mapolres Teluk Bintuni, Kamis (1/5/2025).

Johnny Isir bilang, secara umum perencanaan proses penyisiran baik di Zona Merah oleh personil yang tergabung dalam Operasi Alfa Bravo Moskona 2025, maupun di Zona Kuning dan Zona Hijau dibawah koordinator misi SAR, setiap Sub Zonanya sudah berhasil sisir.
“Kami selaku pimpinan di Polda Papua Barat, menyampaikan juga apa yang dipesan Bapak Kapolri, kami turut merasakan duka. Kami bersimpati yang dalam kepada keluarga besar dari IPTU Tomi Samuel Marbun,” ucap Johnny Isir.
Baca juga: Tiga Jenderal Turun Langsung Pimpin Pencarian IPTU Tomi S Marbun di Hutan Belantara Papua Barat
Pada kesempatan yang sama, Danpas Pelopor Korbrimob Polri, Brigjen Pol Gatot Mangkurat Putra Perkasa Jomantara, yang menjadi Kepala Operasi Alfa Bravo Moskona 2025 menjelaskan, proses pencarian dan pertolongan terhadap IPTU Tomi Marbun yang diperkirakan hilang di Sungai Rawara, juga menggunakan peralatan canggih untuk meningkatan efektivitas.
Olah TKP dijelaskan Gatot, dipimpin oleh Tim dari Bareskrim Mabes Polri. Sedangkan penyisiran dan pencarian Tomi Marbun, baik di perairan maupun di darat, dilakukan Tim SAR Korbrimob Polri yang terbagi dalam enam tim.
Sebanyak 82 personil Brimob Kelapa Dua, diterjunkan untuk menyisir sepanjang Zona Merah. Di zona ini, selain Tim SAR, juga terdapat Tim Parameter dan dari Yonif 642 serta Yon Taifib Pasmar III. Tidak hanya menggunakan alat canggih, tapi juga gunakan alat konvensional seperti jaring dan pengait.
“Ketika kami mencurigai ada benda-benda maupun sesuatu yang mencurigakan, kami melakukan scaning kemudian kami menggunakan jaring dan pengait untuk melakukan pencarian,” kata Gatot.

Namun Operasi AB Moskona 2025 yang merupakan misi kemanusiaan dalam rangka pencarian dan pertolongan IPTU Tomi Marbun, Gatot bilang, banyak menghadapi ancaman dan tantangan.
“Ancaman dari KKB di wilayah operasi yang diperkirakan 15 orang, dengan senjata AK 01 dan senjata rakitan lainnya,” tukas Gatot.
Gangguan lainnya adalah cuaca ekstrim yang menyebabkan sungai rawara meluap, kondisi alam liar berupa hutan lebat dan derasnya arus sungai, serta keterbatasan alat komunikasi, yang hanya bisa digunakan dengan jaringan satelit. Selain itu, juga terdapat ancaman fauna berbahaya, seperti buaya dan lebah hutan.
Dengan dihentikannya Operasi AB Moskona 2025 dan Operasi SAR Polda Papua Barat 2025, seluruh personil yang terlibat langsung bergeser dari Teluk Bintuni, menuju Manokwari dan Jakarta. JP01