Mahasiswa Bintuni Harus Menjadi Sarjana Plus yang ‘Laku Dijual’

0
307
Joseph Jarangga, Kepala Bagian Kesra Setda Kabupaten Teluk Bintuni.
Spread the love

BINTUNI, jurnalpapua.id – Ribuan mahasiswa asal Kabupaten Teluk Bintuni penerima bantuan sosial pendidikan dari pemerintah daerah, diharapkan menjadi sarjana plus yang ‘laku dijual’ ketika sudah menyelesaikan studinya dan kembali ke daerah asal.

Pasalnya, Teluk Bintuni yang kaya akan Sumber Daya Alam (SDA) ini, membutuhkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang mumpuni atau memiliki kemampuan lebih, untuk melanjutkan estafet program pembangunan daerah di masa depan.

Demikian disampaikan Joseph Jarangga, Kepala Bagian Kesejahteraan Rakyat (Kesra) Sekretariat Daerah Teluk Bintuni di kantornya, Kamis (2/3/2023).

“Kalau dia sarjana plus, itu bisa laku dijual. Laku dalam arti bisa dipakai (bekerja dengan baik), karena era sekarang ini eranya persaingan global. Jadi harus menyesuaikan dengan standar global. Kalau tidak, ya itu tadi saya bilang, tidak terpakai,” kata Joseph Jarangga.

Bagian Kesra Setda Kabupaten Teluk Bintuni adalah ‘Bapak Asuh’ para mahasiswa asal Teluk Bintuni yang tengah menempuh studi di luar daerah. Bagian Kesra mendapat tugas sebagai penyalur Bantuan Sosial Pendidikan dari pemerintah daerah.

Saat ini jumlah mahasiswa penerima bansos pendidikan sebanyak 1.785 orang dan tersebar di 38 kota studi. Dari jumlah itu, sebanyak 712 mahasiswa merupakan anak papua asli tujuh suku Teluk Bintuni, 244 orang anak papua dan 829 orang suku nusantara di Teluk Bintuni.

Pengelompokkan mahasiswa Teluk Bintuni dalam tiga kategori ini, menjadi  pembeda nominal bansos yang diberikan oleh Pemerintah Daerah. Untuk mahasiswa tujuh suku di kota studi luar Bintuni, setiap semester Rp 5,5 juta. Sedangkan untuk mahasiswa papua secara umum dan nusantara, nominal bantuan yang diberikan sebesar Rp 5 juta/semester.

Sementara untuk mahasiswa dari tuju suku yang kuliah di Teluk Bintuni, bansos yang diberikan sebesar Rp 4,5 juta, dan mahasiswa papua serta nusantara yang kuliah di Bintuni, mendapatkan bansos sebesar Rp 4 juta / semester.

Bansos pendidikan ini, diberikan Pemda Teluk Bintuni untuk mereka sudah menempuh pendidikan mulai semester tiga hingga kuliah selesai. Sedangkan untuk yang baru memulai kuliah, atau masih semester 1 dan 2, belum mendapatkan jatah alokasi bansos pendidikan.

“Aturannya memang seperti itu. Kita berikan bansosnya mulai semester 3 hingga selesai,” tukas Joseph Jarangga.

Pada penyaluran bansos pendidikan tahap I periode Oktober – November 2022 lalu, total anggaran yang digelontorkan Bagian Kesra mencapai Rp 9,9 miliar. Untuk tahap II tahun 2022, nominal yang dianggarkan turun menjadi 8 miliar.

Sementara dengan segala fasilitas teknologi yang saat ini sudah memadai, Joseph berharap mahasiswa generasi saat ini bisa lebih baik dari era dirinya. Diakui Joseph, mahasiswa seangkatannya yang dulu kuliah di luar daerah, hingga masih ada ditemukan yang tidak menguasai teknologi informasi. Untuk mengoperasikan komputer dengan segala software-nya, masih kesulitan. Padahal, dalam menjalankan pekerjaan sehari-hari, seluruh perangkat pendukungnya saat ini sudah beralih ke teknologi digital.  

“Saya sendiri masuk sebagai pegawai ketika jaman mesin ketik. Tapi karena tuntutan pekerjaan, saat ini saya harus banyak belajar dengan menyesuaikan keadaan yang ada,” tandasnya. JP01

Google search engine

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here