Subholding Upstream Pertamina Terapkan Aktivitas Eksplorasi Masif Agresif

0
172
Spread the love

JAKARTA, jurnalpapua.idPT Pertamina Hulu Energi sebagai Subholding Upstream Pertamina yang menaungi wilayah kerja hulu Pertamina di Indonesia dan juga luar negeri, melakukan eksplorasi secara masif agresif untuk menemukan sumber daya baru sebagai upaya mempertahankan produksi.

PT PHE memiliki tiga sttagei inisiatif dalam eksplorasi. Salah satu diantaranya berupa aset Wilayah Kerja (WK) eksisting, dimana kontribusi eksplorasi dibutuhkan dalam mempertahankan dan meningkatkan produksi migas eksisting.

Selanjutnya strategi New Ventures dimana Subholding Upstream Pertamina mencari potensi eksplorasi yang baru, dan strategi ketiga adalah partnership untuk sharing risk & cost serta technology & knowledge transfer melalui akselerasi proses kerjasama dan joint bidding domestic serta luar negeri.

Direktur Eksplorasi Subholding Upstream Pertamina, Medy Kurniawan menjelaskan, eksplorasi masif agresif telah dilakukan Subholding Upstream Pertamina dimana hingga Maret 2022 ini, telah dilakukan pemboran sebanyak 2 sumur yaitu Sungai Gelam Timur-1 (SGET-1) dan Manpatu-1X.

“Keduanya berhasil menemukan sumber daya migas,” kata Medy Kurniawan, Senin (25/4/2022).

Selain itu, Subholding Upstream Pertamina juga sedang melakukan pemboran di Camelia-001, Sungai Rotan-1, BDA-2X, Wiela-001 di wilayah Sumatera dan Phoenix-1 di wilayah Kalimantan dengan rencana sepanjang 2022 akan dilakukan pemboran sumur eksplorasi sebanyak 29 sumur.

Selain melakukan pemboran di wilayah kerja eksisting, Subholding Upstream Pertamina juga melakukan kegiatan New Ventures di wilayah terbuka dalam pemenuhan Komitmen Kerja Pasti WK Jambi Merang (KKPJM).

‘’Kegiatan new ventures di wilayah terbuka ini bertujuan  mendapatkan wilayah kerja eksplorasi baru untuk mencari potensi giant discovery,’’ tambah Medy.

Inisiasi partnership dengan NOC/IOC melalui Joint Study Agreement (JSA) yang difokuskan pada Area of Interest hasil dari KKPJM, sementara ini yang sudah ditemukan sebanyak 7 area dari kegiatan 2D seismic sepanjang 32.215 km dan 5 regional study G&G  meliputi dari 123 cekungan yang tersebar di seluruh Indonesia.

Dalam melakukan kegiatan eksplorasi, Subholding Upstream menerapkan beberapa teknologi terkini, antara lain 2D Seismic Broadband dengan panjang lintasan lebih dari 30.000 km yang merupakan Survei Seismic Offshore terpanjang di Asia Pacific selama 10 tahun terakhir, 2D Vibroseis Acquisition di Subvulkanik Jawa, Pseudo 3D Seismic Reprocessing, dan survey eFTG-FTG atau Full Tensor Gradiometry.

Teknologi eFTG (enhanced) ini baru pertama kali digunakan di Indonesia  dan dilakukan di wilayah Papua, tepatnya di Kepala Burung, dan survey FTG dilakukan di Akimeugah.

“Selain strategi new venture dan partnership di wilayah terbuka, penerapan teknologi tepat guna  dibutuhkan dengan tujuan untuk  mengurangi subsurface uncertainty sehingga target dapat tercapai,’’ pungkas Medy. JP01

Google search engine

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here