SORONG, jurnalpapua.id – Bantuan 20 ekor sapi dari Kementerian Pertanian kepada kelompok peternak di Kabupaten Sorong yang diserahkan pada 3 September 2021 lalu, diduga menjadi obyek permainan oknum di Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Sorong.
Sebab, setelah Menteri Pertanian Dr. Syahrul Yasin Limpo S.H, M.Si, M.H pulang dari Sorong, puluhan ekor sapi yang sudah diserahkan ke kelpmpok peternak itu, sebagian ditarik kembali oleh orang dinas.
Informasi yang diterima media ini, dalam prosesi seremonial penyerahan bantuan di hadapan Menteri Pertanian, dilaporkan bahwa penerima bantuan sapi dari Kementerian Pertanian adalah kelompok peternak Klalufun yang diketuai Enos Kalaibin dengan jumlah anggota 20 orang. Padahal, jumlah anggota kelompok peternak itu sebenarnya hanya 12 orang.
Berdasarkan laporan itu, kemudian diserahkan secara simbolis bantuan sapi sebanyak 20 ekor. Namun sehari setelah prosesi itu berlalu, Philipus Muttu, Kepala Bidang Perbibitan dan Produksi Ternak Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Sorong, datang ke kelompok ternak Klalufun untuk menarik kembali 10 ekor sapi.
“Yang terjadi seperti itu. Kelompok peternak Klalufun ini hanya dijadikan kedok untuk menerima bantuan 20 ekor sapi, karena faktanya hanya 10 ekor yang diberikan ke kelompok Klalufun ini, bukan 12 ekor sesuai jumlah anggotanya,” kata sumber informasi media ini, Rabu (29/9/2021).
Kepada pengurus kelompok, Philipus menyampaikan bahwa 10 ekor sapi yang ditarik lagi itu, akan diberikan kepada kelompok ternak lain yang ada di Kelurahan Malawele, Aimas Unit 2.
Informasi ini dibenarkan Enos Kalaibin, Ketua Kelompok Peternak Klalufun saat dimintai konfirmasi oleh wartawan. Ia mengaku hanya menerima 10 ekor sapi dari 20 ekor yang diserahkan saat di depan menteri.
“Sa tidak tahu yang 10 diberikan ke siapa, tapi informasinya itu untuk kelompok peternak lain. Untuk lebih jelasnya tanya langsung ke dinas,” kata Enos Kalaibin.
Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Sorong, Margareth Beatriks Nauw saat di temui di kantornya, tidak membantah adanya penarikan 10 ekor sapi dari kelompok peternak Klalufun itu.
Menurutnya, penarikan kembali 10 ekor sapi itu sebelumnya sudah ada kesepakatan dengan kelompok peternak Klalufun, bahwa yang akan mereka terima hanya 10 ekor sapi. Tapi karena bantuan yang turun dari kementerian ada 20 ekor, maka ada 10 nama peternak dari kelompok lain yang digabungkan dengan kelompok Klalufun.
“Karena aturan dari kementerian, bantuan sapi ini hanya untuk satu kelompok peternak. Tapi karena jumlahnya ada 20 ekor, makanya 10 nama peternak dititipkan di kelompok Klalufun untuk menggenapkan jumlahnya menjadi 20 penerima,” jelas Margareth.
Untuk mendapatkan informasi lebih jelas, Margareth mengarahkan wartawan untuk konfirmasi ke Philipus Muttu, Kepala Bidang Perbibitan dan Produksi Ternak. “Karena kabid saya itu yang menangani langsung secara teknis, jadi lebih jelas,” tukasnya.
Philipus yang dikonfirmasi terpisah, memberikan penjelasan yang sedikit berbeda. Katanya, tidak ada aturan dari kementerian bahwa bantuan 20 ekor sapi itu harus diterima oleh satu kelompok peternak. Tapi soal penarikan kembali yang 10 ekor dari kelompok Klalufun, bertujuan pemerataan bantuan.
Nama kelompok peternak yang menerima 10 ekor sapi itu adalah Kelompok Peternak Persada di Kelurahan Malawele, Aimas Unit 2. Namun saat ditanya alasan mengapa bantuan sapi itu tidak diserahkan ke masing-masing kelompok saat ada menteri pertanian, Philipus tidak menjawab.
Begitu juga saat ditanya nama-nama anggota kelompok peternak Persada yang menerima hibah 10 ekor sapi, Philipus yang awalnya mengaku memiliki datanya, menjawab tidak tahu.
“Bisa ditanyakan langsung ke Kelompok Peternak Klalufun, siapa saja 10 orang lagi yang menerima itu. Karena saya tidak pegang datanya,” kata Philipus.
Ketua kelompok peternak Klalufun, Enos Kalaibin saat ditanya wartawan menjawab tidak tahu siapa saja 10 orang yang menerima 10 ekor sapi yang ditarik dari kelompoknya itu. “Yang sa tahu hanya kelompok Klalufun, kalau kelompok lain sa tidak tahu, karena bukan anggota saya. Ke dinas saja biar jelas,” tukasnya. JP01