Kontroversi Bupati Banjarnegara, Dari Sebut ‘Menteri Penjahit’ Hingga Jadi Tersangka Korupsi

0
274
Bupati Banjarnegara Budhi Sarwono meminta maaf kepada Menko Marives Luhut Binjar Panjaitan dan warga bermarga Panjaitan, Senin (23/8/2021).
Spread the love

BANJARNEGARA, jurnalpapua.id – Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menetapkan Bupati Banjarnegara Budhi Sarwono sebagai tersangka kasus dugaan korupsi terkait pengadaan barang dan jasa di lingkungan Pemerintah Kabupaten Banjarnegara.

Budhi adalah Bupati Banjarnegara periode 2017-2022 yang diusung oleh Partai Golkar, Partai Demokrat, dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP) pada Pilkada 2017 lalu.

Seperti ditulis Kompas.com yang mengutip Banjarnegarakab.go.id, pria kelahiran 27 November 1962 itu memiliki latar belakang sebagai pengusaha, ia pernah menjadi Direktur Utama PT Bumirejo Banjarnegara.

Keluarga Ayah dua anak itu juga tercatat pernah menjadi ketua umum Asosiasi Aspal Beton Indonesia, Dewan Penasehat Gabungan Pelaksana Konstruksi Nasional Indonesia Banjarnegara, serta ketua DPP Persaudaraan Islam Tionghoa Indonesia.

Sebelum ditetapkan sebagai tersangka oleh KPK, Budhi sempat menjadi bahan perbincangan ketika ia salah menyebut nama Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan. Peristiwa tersebut terekam dalam video berdurasi 1 menit 26 detik saat Budhi Sarwono sedang door stop dengan sejumlah wartawan di sebuah acara.

“Alhamdulillah Banjarnegara (awalnya) BOR-nya 99 persen, terus turunlah PPKM darurat. Saya baca aturannya sesuai perintah Pak Presiden yang langsung ditindaklanjuti Menteri Dalam Negeri dan dilaksanakan pada waktu rapat bersama menteri siapa itu, penjahit atau apa lah, (yang) orang Batak itu,” kata pria yang akrab disapa Wing Chin itu.

Setelah video tersebut ramai, melalui video yang diunggah di akun Instagram resmi Pemkab Banjarnegara, Senin (23/8/2021) siang, Wing Chin meminta maaf kepada Luhut.

“Mohon maaf kemarin saya menyebut Menteri Penjahit, karena saya tidak hapal namanya panjang sekali. Ini sekarang saya baca yang jelas, ini saya baca dan saya mohon maaf, (yang betul) adalah Menko Maritim dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan,” kata dia.

Ia pun menyampaikan tidak bermaksud untuk menghina apa pun. Ia juga meminta maaf kepada warga Batak dengan marga Panjaitan.

“Dan terakhir kepada warga dari Tapanuli yang memiliki warga Panjaitan, yang pada waktu yang lalu saya sebut Penjahit karena saya tidak hafal, karena saya tidak hafal marga warga Tapanuli. Tapi hari ini saya baru paham, maka saya tulis, dan saya mohon maaf, yang sebenarnya adalah marga Panjaitan,” kata Budhi.

Budhi juga dikenal sebagai sosok kepala daerah yang kerap membuat kebijakan kontroversial selama pandemi Covid-19 menerpa. Pada Juni 2021, ia mengizinkan warga untuk menggelar kegiatan asalkan tetap memperhatikan protokol kesehatan.

Kebijakan itu menjadi sorotan lantaran ada peningkatan kasus Covid-19 di Jawa Tengah ketika itu. Bahkan, ia mengimbau masyarakat untuk melapor apabila ada oknum yang datang berniat untuk membubarkan acara.

“Pak Kades bisa melaporkan kepada Pak Camat kalau ada oknum yang menakut-nakuti, tolong difoto, laporkan Pak Camat nanti dilaporkan Pak Bupati. Saya akan menindak tegas, jangan takut sama siapa pun, yang penting prokes dipakai,” ujar Budhi.

Tak hanya itu, Budhi juga diketahui pernah nonton bareng kesenian wayang kulit di Desa Gembongan, Kecamatan Sigaluh pada Minggu (20/6/2021) malam. Budhi kembali menjadi sorotan setelah menuding lonjakan kasus Covid-19 disebabkan oleh kesengajaan dari pihak rumah sakit.

“Jadi rumah sakit di Kabupaten Banjarnegara ini kalau saya pantau agak berebut pasien Covid-19. Karena standar agak lumayan juga. Yang saya ketahui sampai saat ini laporan dari dinas saya itu untuk biaya tiap hari Rp 6.250.000 minimal, maksimal sampai Rp 10 juta per hari,” kata Budhi.

Dengan tingginya biaya klaim tersebut, Budhi menganggap wajar jika RS saling berebut pasien, demi mengejar keuntungan dari biaya perawatan yang didapat. Bahkan, Budhi menuding ada sales yang mencari pasien Covid-19 untuk dirawat di rumah sakit.

Dalam sebuah video, Budhi mengaku bertemu dengan sales marketing pihak rumah sakit yang ia sebut bernama Bejo. Ia mengatakan, sales tersebut akan mendapat honor dari tiap pasien yang berhasil dibujuk untuk dirawat di rumah sakit.

“Kemarin saya sudah ketemu sama sales-nya. Ada sales-nya namanya Bejo, mencari orang sakit (Covid-19) untuk dipondokin (dirawat) di rumah sakit. Kalau dipondokin dengan mobil sendiri Rp 200.000 tapi kalau diambil pakai ambulans rumah sakit honornya Rp 100.000,” kata dia. JP03


Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul “Profil Bupati Banjarnegara Tersangka Kasus Korupsi, Salah Sebut Nama Luhut dan Beragam Kontroversi”.

Google search engine

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here