BINTUNI, jurnalpapua.id – Bupati Ir Petrus Kasihiw MT menyatakan rasa sedihnya terkait nasib empat orang mahasiswa asal Kabupaten Teluk Bintuni yang dinyatakan tidak lulus mengikuti kegiatan akademis di Fakultas Kedokteran Universitas Papua Kampus II Sorong.
Padahal, Pemerintah Kabupaten Teluk Bintuni sudah berusaha maksimal membantu biaya kuliah mereka, melalui program Dana Pendidikan yang dikelola Bagian Kesra Sekretariat Daerah.
“Saya sedih karena ada anak-anak kita yang kuliah di Kedokteran UNIPA di Sorong tidak bisa selesai. Ini yang sangat disayangkan, kesempatan belajar yang tidak dimanfaatkan dengan baik. Padahal kita sudah bayar mahal untuk (biaya kuliah) mereka. Terpaksa kita harus cari tempat lagi untuk mereka kuliah,” kata Bupati Petrus Kasihiw, dalam sambutannya saat pemberangkatan 30 calon siswa Petrotekno Ciloto, Jawa Barat, Sabtu (4/9/2021).
Baca juga :https://portaljepe.id/2021/08/29/empat-mahasiswa-kedokteran-unipa-asal-teluk-bintuni-di-do/
Fakta itu diungkapkan Bupati yang juga menjabat Ketua Umum DPP Ikatan Keluarga Alumni (IKA) UNIPA, sebagai pembelajaran agar anak-anak Bintuni yang sudah terpilih untuk mengikuti pelatihan di Petrotekno Ciloto, Jawa Barat, memanfaatkan waktu belajar dengan baik, agar memiliki SDM yang unggul dalam membangun Teluk Bintuni.
“Jaga kekompakan, jaga kesehatan, yang paling utama bapak pesan supaya kalian pergi kesana itu harus kembali dengan hasil yang baik, berprestasi. Tidak ada orang bodoh di dunia ini, tidak ada orang yang tidak mampu. Yang ada orang malas belajar,” tukasnya.
Seperti diketahui, empat orang mahasiswa asal Kabupaten Teluk Bintuni yang menempuh studi di Fakultas Kedokteran Universitas Papua di Kampus II Sorong, dinyatakan tidak berhasil memenuhi standar kualifikasi akademis.
Akibatnya, mereka harus menerima keputusan keluar dari FK UNIPA (Drop Out), dengan melanjutkan kuliah di fakultas lain di UNIPA atau di luar UNIPA. Keempat mahasiswa itu adalah Erwin Motombri, Jinina Masakoda, Maria Novela Yawit dan Yohanes Natalis Vinsensius Ortua. JP01