– Selain bersih dan ramah lingkungan, energi panas bumi ini juga sustainable. Tidak ada habisnya selama kita masih terus menginjeksi air ke dalam reservoir. Kapasitas terpasang di Indonesia saat ini 2.282 megawatt, nomor dua di dunia dari potensi geothermal 23,9 gigawatt – Fairuz Noor, Pjs GM PGE Lahendong
“JANGAN lupa besok pakai jaket atau baju lengan panjang. Tempatnya cukup dingin,” kata Okky Aditya Wibowo, Senior Supervisor Communication Relation PT Pertamina Patra Niaga Regional Papua Maluku .
Pesan itu disampaikan ke rombongan wartawan usai makan malam, memungkasi hari pertama media gathering di Manado, Sulawesi Utara pada 17 Januari 2023.
Pertamina Patra Niaga mengajak rombongan wartawan dari wilayah Papua dan Maluku melihat dari dekat proses pengolahan panas bumi sebagai sumber energi oleh PT Pertamina Geothermal Energy (PGE) di Lahendong. Suhu udara di kecamatan Tomohon Selatan, Kota Tomohon, dikenal cukup dingin,
Dikutip dari Wikipedia.org, kota Tomohon yang berjarak sekitar 24 kilometer dari kota Manado, Ibu Kota Provinsi Sulawesi Utara ini berada pada ketinggian kira-kira 900-1100 meter di atas permukaan laut (dpl). Diapit oleh 2 gunung berapi aktif; Gunung Lokon (1.580 m) dan Gunung Mahawu (1.311 m). Suhu di Kota Tomohon pada waktu siang mampu mencapai 30 derajat celsius dan 18-22 derajat celsius pada malam hari.
Dinginnya udara Lahendong masih cukup terasa ketika rombongan wartawan tiba di kantor PT PGE sekira pukul 10.03 Wita.Toilet kantor yang ada di Jl. Raya Tomohon No.420, Kolongan Satu, Kecamatan Tomohon Selatan, Kota Tomohon menjadi yang pertama banyak diburu peserta.
“Mari bapak, ibu. Selamat datang di Lahendong,” ucap Fairuz Noor, Pjs General Manager PGE Lahendong, menghangatkan suasana menyambut para tamunya pada Rabu (18/1/2023).
Di ruang pertemuan kantor itu, Fairuz membeber seluk beluk pengelolaan uap panas bumi yang menjadi core business PGE Lahendong. Keberadaan dua gunung berapi di Tomohon, menjadi alasan utama hadirnya anak usaha Pertamina Power Indonesia itu memperkokoh jaringan bisnisnya di Lahendong. Fairuz bilang, salah satu syarat pengembangan geothermal adalah harus berada di alur ring of fire.
“Di daerah pegunungan berapi. Mungkin di Papua juga bisa masuk, tapi saat ini kami belum memiliki WKP di sana. Semoga ke depan bisa ke sana (Papua),” tukasnya.
Memberikan energi untuk masa depan yang lebih hijau, Fairuz bilang, menjadi perjuangan PGE tanpa henti. PGE berkomitmen senantiasa mengembangkan sumber daya panas bumi yang ada dengan menganut prinsip-prinsip Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDGs).
Panas bumi merupakan alternatif energi terbarukan yang tidak bergantung pada kondisi iklim maupun cuaca, serta memiliki fleksibilitas utilisasi yang tinggi untuk memenuhi kebutuhan energi manusia dan industri. PGE memanfaatkan panas bumi melalui skema pemanfaatan langsung maupun tidak langsung.
Dikatakan Fairuz, saat ini sebagian besar pemanfaatan panas bumi Lahendong dilakukan dengan skema pemanfaatan tidak langsung. PGE menyediakan uap yang dihasilkan dari lapangan panas bumi untuk serta menyediakan tenaga listrik yang dihasilkan dari pengelolaan energi panas bumi yang terintegrasi dari eksplorasi, pengeboran, hingga pengembangan dan pengoperasian Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP).
“Untuk skema pemanfaatan langsung, saat ini PGE sedang merencanakan bisnis geowisata, geoagro industri serta kegiatan lain yang memanfaatkan energi panas bumi secara langsung. Itu rencana ke depan ya, karena kebetulan kami di Lahendong ini juga masih baru,” katanya.
Tahun 2001 menjadi tonggak sejarah pengembangan energi panas bumi di wilayah timur Indonesia, dimana PGE melakukan Commercial Operation Date (COD) dengan Perjanjian Jual Beli Uap (PJBU) berkapasitas 20 megawatt di Wilayah Kerja Panas Bumi (WKP) Lahendong, Sulawesi Utara.
Saat ini, PGE Lahendong telah mengoperasikan 6 unit PLTP dengan konstribusi 20,4 persen dari kebutuhan pasokan listrik di Sulawesi Utara dan Gorontalo sebesar 589 megawatt. Total kapasitas terpasang PLTP Lahendong sebesar 120 megawatt.
Konstribusi asupan listrik dari Lahendong, diyakini dapat mewujudkan ambisi PGE menjadi perusahaan 1 gigawatt dalam dua tahun ke depan. Fairuz meyakini, usaha yang dijalankan PGE akan menjadi salah satu andalan bisnis Pertamina di masa depan selain minyak dan gas bumi. Bisnis ini bebas dari risiko kenaikan atau fluktuasi bahan bakar.
“Selain bersih dan ramah lingkungan, energi panas bumi ini juga sustainable. Tidak ada habisnya selama kita masih terus menginjeksi air ke dalam reservoir. Kapasitas terpasang di Indonesia saat ini 2.282 megawatt, nomor dua di dunia dari potensi geothermal 23,9 gigawatt,” katanya.
Karakteristik lainnya, energi yang dihasilkan dari panas bumi ini tidak dapat di ekspor. Hanya dapat digunakan untuk konsumsi dalam negeri (indigenous).
Menuju Nomor Satu
Indonesia yang terletak di area cincin api, menjadikan Negara ini sebagai salah satu salah satu pusat energi panas bumi dunia. Pemanfaatan energi panas bumi untuk menghasilkan energi listrik di Indonesia, dimulai sejak tahun 1974 dengan adanya aktivitas eksplorasi dan eksploitasi oleh Pertamina setelah mengidentifikasi 70 titik wilayah panas bumi di Indonesia.
Dikutip dari laman pge.pertamina.com, PGE didirikan pada tahun 2006 untuk melanjutkan tongkat estafet pengembangan dan pengelolaan energi panas bumi untuk menghasilkan energi yang bersih, ramah lingkungan dan terjangkau.
Saat ini PGE telah memasok listrik ke lebih dari 2 juta rumah di Indonesia dengan potensi pengurangan emisi mencapai 9,7 juta tCO2 per tahun. Sejak berdiri sampai kini, konstribusi PGE atas kapasitas energi panas bumi terpasang di Indonesia mencapai 82%. Hingga akhir tahun 2020, perusahaan ini mengelola 15 wilayah kerja yang tersebar di seantero Indonesia.
“Untuk di Sulawesi Utara ini, PGE mengelola dua WKP. Lahendong dan Kotamobagu. Perusahaannya dinamakan PGE Lahendong, karena mengacu pada lokasi pemboran sumur pertama,” tukas Fairuz.
PGE, kata Fairuz, memiliki visi misi sebagai perusahaan nomor satu di dunia dalam pengelolaan panas bumi sebagai sumber energi pada tahun 2030.
Dari siaran pers yang dirilis Pertamina, salah satu upaya Go Global dan memperkuat kedaulatan energi di Tanah Air, Pertamina dan subholdingnya menginisiasi sejumlah potensi kerjasama strategis dengan beberapa perusahaan energi di Afrika, diantaranya dalam bidang hulu migas, pengembangan infrastruktur serta kilang pengolahan, hingga potensi kerjasama distribusi produk hilir serta pengembangan energi baru dan terbarukan panas bumi (geothermal).
“Beberapa kerjasama yang akan dicanangkan Pertamina Group di Afrika, bersamaan dengan kunjungan Presiden Republik Indonesia Joko Widodo pada 20-24 Agustus 2023 ini, akan menjadi salah satu andalan di sektor energi bagi negara. Kerjasama ini dapat memperkuat kerjasama antar negara-negara Afrika dan juga kerjasama secara global,” jelas Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati di sela lawatannya ke Kenya, Afrika, Senin (21/8) dalam siaran persnya.
Di Kenya, sebagai negara pertama yang dikunjungi, Pertamina melalui PT Pertamina Geothermal Energy Tbk telah menandatangani Nota Kesepahaman (Memo of Understanding/MoU) dengan Africa Geothermal International Limited (AGIL) pada Minggu (20/8/2023), untuk pengembangan teknologi dan pemanfaatan sumber daya panas bumi.
Dengan kerjasama tersebut, PGE akan memiliki peluang untuk mempelajari pengembangan infrastruktur dan pemanfaatan teknologi panas bumi untuk diimplementasikan di Indonesia, sekaligus berekspansi dalam pengembangan geothermal di Kenya. (tantowi djauhari)