BINTUNI, jurnalpapua.id – Ada yang berbeda dan menarik dalam pelaksanaan upacara peringatan Hari Jadi ke-20 Kabupaten Teluk Bintuni, Papua Barat pada Jumat (9/6/2023).
Jika lazimnya komandan upacara diperankan laki-laki, namun dalam momentum upacara yang berlangsung di Gelanggang Argosigemerai SP 5 Distrik Bintuni Timur, seorang srikandi tujuh suku yang ambil bagian dalam melaksanakan tugas itu.
Hosana Elizabeth Rinalda Fymbay S.IP, MM, putri salah satu suku asli Kabupaten Teluk Bintuni ini dinobatkan sebagai komandan upacara. Dari tengah lapangan, suaranya terdengar cukup lantang dan tegas, tak kalah nyaring dengan komandan upacara laki-laki.
Dalam kesehariannya, Purna Praja Angkatan 18 ini menjabat sebagai Kepala Bagian Administrasi Pembangunan Umum pada Sekretariat Daerah Kabupaten Teluk Bintuni. Hosana merupakan putri pertama dari pasangan orangtua Wim Fymbay dan Sonya E. Larwuy.
Wim Fymbay sendiri adalah salah satu pejabat yang membidani lahirnya Kabupaten Teluk Bintuni, saat ia menjabat Kabag Umum di Kabupaten Manokwari. Di Teluk Bintuni, Wim pernah duduk di kursi Sekretaris Daerah (Sekda).
“Saya secara pribadi merasa bangga, pertama kali di Teluk Bintuni komandan upacara seorang wanita, dan saya yang diberikan kesempatan memimpin pasukan di even yang besar ini. Memang rasa gugup itu ada, manusiawi, tapi saya berusaha memberikan yang terbaik untuk negeri saya, tanah sisar matiti,” ungkap alumnus IPDN tahun 2009.
Hosana terbilang sukses menjalankan tugas itu, meski hanya memiliki waktu selama 2 hari untuk berlatih. Penunjukkan perempuan berkacamata untuk menjalankan tugas sebagai komandan upacara pada 9 Juni, baru diterima pada 7 Juni.
Penampilan Hosana diakui anggota DPR Papua Barat, Robert Manibuy, cukup membanggakan. Hal ini sekaligus menunjukkan bahwa anak teluk memiliki kemampuan di segala hal.
“Sebagai anak teluk, saya sangat bangga ada putri teluk yang mengambil alih pimpinan pasukan upacara. Ini baru pertama kali terjadi terjadi di Teluk Bintuni setelah usianya 20 tahun,” ungkap Robert Manibuy.
Kedepan Robert berharap, di momen seperti ini maupun upacara hari besar nasional, harus melibatkan lagi anak-anak teluk.
Pernyataan senada juga disampaikan Alfons Manibui, bupati Teluk Bintuni periode 2005 – 2015 yang turut hadir dalam momen tersebut. Menurutnya, kemampuan anak negeri sisar matiti terbukti cukup memadai dan harus mendapatkan kesempatan yang sama antara laki-laki dan perempuan dalam berbagai hal.
“Jangan anggap remeh karena perempuan. Kalau diberikan kesempatan, pastinya akan memiliki kemampuan yang sama,” tukasnya. JP01