SORONG, jurnalpapua.id – Eksistensi buaya muara endemik papua (Crocodylus porosus dan Crocodylus novaeguineae) mendesak untuk diselamatkan dari kepunahan. Pasalnya, satwa predator ini diketahui sering memasuki kawasan pemukiman penduduk dan rawan untuk dibunuh.
Kepala Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Papua Barat, Johny Santoso menyampaikan, salah satu upaya pelestarian satwa endemik papua ini adalah dengan membangun kandang sementara penyelamatan buaya yang ditemukan berkeliaran di pemukiman penduduk.
Dalam mewujudkan kandang penyelamatan ini, BBKSDA Papua Barat menggandeng Pertamina EP Papua Field (PEP Papua) yang merupakan bagian dari Zona 14 Regional Indonesia Timur Subholding Upstream.
Kandang yang dibangun di samping kantor BBKSDA Papua Barat di Kilometer 16 Kota Sorong ini, diresmikan pada Selasa (24/1/2023) lalu. Disampaikan Johny, dalam melaksanakan konservasi, kerjasama dengan pihak lain merupakan suatu keniscayaan.
“Kandang ini akan dijadikan habitat sementara buaya yang telah diselamatkan, sebelum nantinya dilepasliarkan kembali ke habitatnya yang jauh dari pemukiman masyarakat,” ungkap Johny, melalui siaran pers yang diterima media ini, Jumat (27/1/2023).
Papua Field Manager Pertamina EP, Muslim Nugraha didampingi Kepala BBKSDA Papua Barat Johny Santoso, S.Hut., M.Agr., melakukan pemotongan pita dan menandatangani prasasti peresmian kandang penyelamatan buaya ini. Di penghujung kegiatan, dilakukan pemberian pakan buaya.
“Harapan kami kandang ini dapat mendukung kelestarian buaya muara serta dapat membantu BBKSDA Papua Barat dalam kegiatan operasional,” tutur Muslim. JP03