Banyak Nakes Terpapar Covid-19, RSUD Bintuni Tutup Layanan Poliklinik

0
409
Vins Lumban Gaol, penderita penyakit paru-paru dan lambung ini terduduk di samping pintu masuk poliklinik, setelah usahanya berobat di poliklinik RSUD Bintuni tidak membuahkan hasil. Foto: Tantowi/JP
Spread the love

BINTUNI, jurnalpapua.id – Manajemen Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kabupaten Teluk Bintuni, Papua Barat menutup pelayanan poliklinik selama lima hari, mulai Senin (21/2/2022). Penyebabnya, banyak tenaga kesehatan di rumah sakit milik pemerintah itu yang terpapar Covid-19.

Keputusan ini disampaikan manajemen RSUD melalui pengumuman bernomor 057/RSUD/II/2022 ini tertanggal 19 Februari 2022 dan ditandatangani oleh Plt Direktur RSUD, Zulaichah ST. Pelayanan poli ini akan kembail dibuka dan menerima pasien pada Senin, 28 Februari 2022.

Selama pelayanan poliklinik di tutup, pasien rawat jalan disarankan menggunakan layanan telemedis, yakni konsultasi kesehatan dengan dokter melalui sambungan telepon.  

Sedangkan pasien yang membutuhkan pelayanan kesehatan terutama dalam keadaan darurat, dapat melalui Unit Gawat darurat (UDG).

Keputusan Plt Direktur RSUD Bintuni ini belum banyak diketahui oleh publik. Faktanya, sejak Senin (21/2/2022) pagi, banyak pasien yang datang ingin berobat di poliklinik.

Gedung Poliklinik RSUD Teluk Bintuni. Foto: Tantowi/JP

Koordinator security RSUD Bintuni, Haron F. Sarumi yang berjaga di pintu masuk poliklinik mengakui, sejak pagi banyak pasien yang datang ingin periksa penyakit yang dideritanya. Rata-rata mereka menderita sakit paru-paru.

“Ya sesuai kebijakan dari manajemen, saya informasikan kepada mereka yang datang berobat, untuk berkonsultasi dengan dokter melalui telepon. Kita sudah temple lembar pengumuman di pintu masuk poli, dan bisa dibaca setiap pasien yang datang,” ujar Haron.

Meski ada di kantornya, Plt Direktur RSUD, Zulaichah ST menolak memberikan penjelasan lebih lanjut kepada wartawan.

Dari pantauan media ini di gedung poliklinik, pasien yang datang berobat di Rumah Sakit milik pemerintah ini bukan hanya dari sekitar rumah sakit. Mereka juga datang dari SP 4, yang jaraknya tak kurang dari 30 kilometer dari rumah sakit.

“Tadi saya di dalam dibilang dokternya sedang libur. Katanya disuruh telepon saja,” kata Vins Lumban Gaol, penderita paru-paru.

Laki-laki kecil berbadan kurus ini mengaku tidak tahu adanya pengumuman penutupan pelayanan di poliklinik, karena tenaga medisnya sedang terpapar covid-19. Dengan jalan tertatih-tatih, ia akhirnya kembali pulang ke rumahnya di SP 4. JP01

Google search engine

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here