Merekam Jejak Pengolah Sagu di Kampung Klayas

0
211
Spread the love

SAYA berkesempatan menyaksikan dari dekat proses pengolahan sagu oleh kelompok masyarakat di Kampung Klayas, Distrik Seget, Kabupaten Sorong Papua Barat Daya pada Kamis, 30 November 2023. Saya bertemu Nahum Katumlas, salah seorang motor penggerak kelompok pengolah sagu ini di belantara Dusun Sagu Kampung Malaban.

Pada kesempatan ini, saya diajak Nahum masuk ke dusun sagu untuk mencari pohon sagu yang siap panen. Saya mengikuti bagaimana proses ekstraksi batang sagu oleh kelompok masyarakat Kampung Klayas, hingga batang sagu itu menghasilkan tepung yang siap diolah menjadi makanan.

Kelompok bernama Persekutuan Kaum Bapak Pengolah Sagu ini, merupakan binaan PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) RU VII Kasim, melalui program Pemberdayaan Masyarakat. Sentuhan Kilang Kasim yang mengubah tradisi pengolahan sagu ke  pola semi modern, telah membuat proses pengolahan sagu menjadi lebih singkat. Awalnya satu pohon selesai satu bulan, berubah dituntaskan dalam sepekan dengan hasil lebih berlimpah. (Foto-foto dan caption: Tantowi Djauhari)

TRADISIONAL – Nahum Katumlas menebang pohon sagu menggunakan kapak, di Dusun Sagu Kampung Malaban, Distrik Seget, Kabupaten Sorong, Papua Barat Daya, Kamis (30/11/2023). Bagi masyarakat Papua yang tinggal di wilayah pesisir, mengolah sagu hutan di hutan adalah bagian dari aktivitas yang turun temurun untuk mendapatkan bahan pokok makanan.
TUMBANG – Nahum Katumlas memotong batang sagu yang sudah tumbang, untuk dijadikan mud dengan ukuran sekira 1 meter. Mud adalah istilah lokal untuk potongan batang sagu, agar mudah dibawa ke sentra pengolahan sagu yang ada di di Kampung Klayas. Aktifivas Nahum ini dilakukan di Dusun Sagu Kampung Malaban Distrik Seget, Kabupaten Sorong, Papua Barat Daya pada Kamis (30/11/2023). PT Pertamina Kilang Internasional (KPI) RU VII Kasim, membantu kelompok masyarakat pengolah sagu di Kampung Klayas berupa gergaji mesin untuk mempercepat proses tebang dan pemotongan batang sagu.
MUD – Nahum Katumlas mengumpulkan serpihan mud dalam tas noken yng terbuat dari karung bekas kemasan beras. Batang sagu yang sudah dipotong, dibelah dengan ukuran lebih kecil agar lebih ringan saat dipikul ke tempat penampungan. Aktivitas Nahum ini dilakukan di Dusun Sagu Kampung Malaban Distrik Seget, Kabupaten Sorong, Papua Barat Daya pada Kamis (30/11/2023).
POHON BERDURI – Nahum Katumlas melintas di antara pohon sagu yang penuh duri, saat membawa mud menuju tempat penampungan yang ada di pinggir jalan besar pada Kamis (30/11/2023). Nahum bisa melintas di jalan setapak itu hingga puluhan kali, untuk mengusung mud dari satu pohon sagu yang ditebang. PT Pertamina Kilang Internasional (KPI) RU VII Kasim, membantu kelompok masyarakat pengolah sagu ini sepeda motor roda tiga yang memiliki gerobak, untuk memudahkan pengangkutan mud dari penampungan di Kampung Malaban ke rumah sentra pengolahan sagu di Kampung Klayas.
RUMAH PRODUKSI – Nahum Katumlas memikul batang sagu (mud) yang selesai diusung dari tempat penampungan, untuk diolah menjadi hela (serbuk sagu), Kamis (30/11/2023). PT Pertamina Kilang Internasional (KPI) RU VII Kasim membantu kelompok masyarakat pengolah sagu ini mesin parut, untuk mempercepat proses pengolahan sagu.
KERJA KELOMPOK – Nahum Katumlas bersama anggota kelompok masyarakat pengolah sagu Kampung Klayas, membelah potongan batang sagu (mud) untuk dijadikan ukuran lebih kecil, agar bisa masuk ke mesin parut di sentra pengolahan sagu Kampung Klayas, Kamis (30/11/2023). Dengan mesin bantuan dari PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) RU VII Kasim ini, pekerjaan untuk mengolah batang sagu menjadi serbuk selulosa (hela) menjadi lebih singkat.
HELA – Mud yang sudah berubah menjadi hela, siap untuk diperas di goti. Mama-mama Papua yang menjadi anggota kelompok pengolah sagu di Kampung Klayas, mulai mengambil peran di bagian ini. Rosa Malanye, seorang mama Papua berusia 60 tahun yang menjadi anggota kelompok masyarakat pengolah sagu Kampung Klayas, terlihat masih cekatan mengumpulkan hela di rumah produksi sagu pada Kamis (30/11/2023).
SELESAIKAN TUGAS – Rosa Malanye (60), memeras serbuk sagu yang sudah selesai diparut di sentra pengolahan sagu Kampung Klayas, Kamis (30/11/2023). Memeras serbuk sagu (hela) di goti, menjadi tugas mama Rosa dan mama mama Papua lain yang menjadi angota kelompok masyarakat pengolah sagu Kampung Klayas. Goti adalah media yang terbuat dari pelepah pohon sagu, untuk memeras serbuk selulosa.
MASIH KUAT – Meski usianya sudah 60 tahun, mama Rosa terlihat masih cukup bertenaga saat memeras hela di sentra pengolahan sagu Kampung Klayas, Kamis (30/11/2023). Serbuk sagu ini akan terus diperas untuk mendapatkan sari patinya, hingga air yang keluar dari kain penyaring terlihat jernih.
TAHAP AKHIR – Rosa Malanye, seorang mama papua anggota kelompok masyarakat pengolah sagu di Kampung Klayas sedang menyelesaikan perasan hela di goti pada Kamis (30/11/2023). Untuk mengendapkan tepung sagu dari air yang keluar dari perasan hela, dibutuhkan waktu paling cepat 3 jam. Endapan tepung sagu itu kemudian di tampung dalam tumang, dan siap diolah menjadi aneka makanan berbahan dasar sagu.
Google search engine

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here