KENDATI hidup tanpa suami dan membesarkan anak-anaknya seorang diri, Regina Baransano tidak mau menjadi sosok ibu yang serakah akan harta yang bukan menjadi haknya.
Setelah masa jabatannya sebagai komisioner KPUD Teluk Bintuni berakhir pada 18 Juli 2023, Regina dengan besar hati mengembalikan seluruh aset Negara yang pernah digunakan dalam sepuluh tahun terakhir.
Mobil dan laptop yang selama ini menjadi fasilitas untuk mendukung tugas-tugasnya sebagai Komisioner Divisi Perencanan dan Data, dikembalikan ke Sekretariat KPUD Teluk Bintuni, Minggu (23/7/2023). Secara simbolis, barang milik Negara itu diserahkan kepada Sahid Bin Muzaad, Sekretaris KPUD.
“Aset itu milik Negara yang dipinjamkan kepada kami, makanya saya kembalikan,” kata Regina Baransano, usai acara “Merajut Silaturahmi dalam rangka Pelepasan Anggota KPUD Teluk Bintuni masa jabatan 2018 – 2023” di aula KPUD.
Selain laptop dan mobil, Regina yang menjadi komisioner paling senior di KPUD Teluk Bintuni juga menyerahkan kunci ruangan yang pernah ditempatinya. Regina telah menjabat sebagai Komisioner KPUD selama 10 tahun, sejak 2013.
Dalam penyampaian kesan dan pesan singkatnya, Regina bilang telah mendapatkan banyak pelajaran dan pengalaman sebagai penyelenggara pesta demokrasi di Teluk Bintuni.
Jabatan sebagai Komisioner KPUD Teluk Bintuni, telah menjadi jalan mengantarkan anak-anaknya yang dibesarkan seorang diri, bisa duduk di bangku kuliah. Anaknya nomor dua, saat ini sedang menyelesaikan program sebagai co-assistant (co-ass) untuk mendapatkan gelar dokter dari Universitas Cenderawasih, Papua.
Sedangkan anaknya nomor dua, sedang menjalani Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Sorong Selatan untuk mendapatkan gelar Sarjana Kehutanan dari Universitas Papua (Unipa). “Saat ini anak saya paling bungsu baru selesai tes di Akademi Pelayaran di Sorong. Anak saya semuanya empat, tapi yang pertama laki-laki meninggal,” tukasnya.
Dalam formasi komisioner KPUD Teluk Bintuni, Regina menjadi satu-satunya komisioner perempuan. Perjalanan hidupnya cukup berliku, dan menjadi inspirasi sebagai sosok perempuan tangguh dalam keluarga.
Regina Baransano mulai membesarkan tiga orang anaknya seorang diri, sejak suaminya meninggal dunia pada 2005. Ia mencari pekerjaan seadanya, demi mencukupi kebutuhan anak-anaknya. Tahun 2006, Regina pernah berjualan minuman ringan di pelabuhan Bintuni, setiap kali ada kapal datang.
Ia juga pernah menjalani pekerjaan sebagai petugas kebersihan (cleaning service) di kantor Bupati, saat kantornya masih di kota.
“Itu saya menangis sampai tiga hari. Sa pu laki waktu kerja di perusahaan, itu jabatan kepala bagian lho. Tapi saya bisa dikasi pekerjaan ini? Tapi saya pikir lagi, ini mungkin sudah rencana Tuhan. Kalau saya tidak bekerja, siapa nanti kasi makan sa pu anak-anak. Tuhan tidak pernah menutup mata,” urainya mengenang.
Dua tahun berjalan dengan pekerjaan sebagai petugas kebersihan sembari jualan di pelabuhan kala ada kapal datang, Regina mulai berpikir meningkatkan kapasitasnya demi masa depan. Mendaftar di Kampus Sekolah Tinggi Ilmu Hukum (STIH) adalah cara yang ditempuh, agar ia mengenyam pendidikan lebih tinggi.
Di tahun 2013, tibalah kesempatan yang ditunggu itu tiba. Rekrutmen komisioner KPUD Teluk Bintuni untuk penyelenggaraan pesta demokrasi tahun 2014, Regina didorong agar ikut mendaftar. Salah satu dosen STIH, Daniel Balubun dan Kenny Alexander Kindewara (Ketua KNPI Teluk Bintuni), ikut terlibat mengurus prosesnya.
“Pak Kenny itu orang yang paling setia, setiap hari cek saya di pelabuhan untuk saya urus berkas. Begitu tes, sa pu nama masuk dalam 20 besar, kemudian masuk lagi dalam 10 besar. Berangkat proper test di provinsi, Puji Tuhan nama ada di 5 besar. Tanpa bayar,” kata Regina.
Regina kembali mendaftar untuk kedua kalinya, saat rekrutmen komisioner KPUD Teluk Bintuni periode 2018 – 2023. Meski saat itu dalam keadaan sakit, Regina bisa melewati seiap tahapan seleksi itu hingga lolos di 5 besar. Regina kembali terpilih sebagai Komisioner KPUD Teluk Bintuni untuk kedua kalinya.
“Kami sudah menyelesaikan setengah perjalanan dari tahapan pemilu 2024 nanti. Untuk teman-teman penerus tongkat estafet ini, saya berharap agar penyelenggaraan pemilu nantinya bisa jauh lebih baik dari yang sebelumnya. Saya mohon pamit, terima kasih atas bantuan dan kerjasama, mohon maaf bila ada segala salah dan kekurangan,” kata Regina, saat mengakhiri kata sambutan kesan dan pesan. JP01