BINTUNI, jurnalpapua – Kehadiran Satuan Polisi Perairan dan Udara (Satpolairud) Polres Teluk Bintuni, Polda Papua Barat, bukan sekedar sebagai penjaga keamanan dan keselamatan masyarakat yang melakukan aktivitas di laut dan sungai.
Namun kehadiran Satpolairud Polres Teluk Bintuni juga dirasakan sebagai solusi atas persoalan yang dialami masyarakat saat melakukan aktivitas di perairan.
Seperti disampaikan Fardana Kuda, seorang nelayan yang tinggal di Kompleks Panti Asuhan Jl. Sambo, Kelurahan Bintuni Timur Distrik Bintuni. Ketika ada nelayan yang mengalami kendala di laut, patroli Satpolair ini dengan suka rela membantu.
“Sa sendiri pernah mengalami. Mesin perahu ada rusak saat mencari ikan. Kebetulan Pak Polisi itu sedang lewat patrol, ya sudah. Mereka datangi kami, tanya ada masalah apa, setelah itu perahu kami di tarik pulang,” ungkap Fardana.
Pengakuan senada juga disampaikan Anafia Bauw, seorang mama Papua yang juga berprofesi sebagai nelayan. Ia menerima bingkisan bahan makanan dari anggota Satpolairud Teluk Bintuni, saat tahu dirinya tidak mendapatkan hasil dari laut.
“Mereka ada datang ke rumah menyerahkan sembako,” ujar Anafia Bauw.
KBO Satpolairud Polres Teluk Bintuni, Ipda Ludfi Hakim Iha menjelaskan, bantuan yang diberikan kepada masyarakat nelayan itu masih jauh dari mencukupi kebutuhan dapur nelayan. Pasalnya, tidak ada anggaran khusus yang dikeluarkan untuk pengadaan bahan makanan untuk masyarakat.
Kata Ludfi, anggaran untuk pengadaan sembako itu biasanya disisihkan dari uang operasional patrol Satpolairud. Bahkan ketika uang operasional itu sudah tidak ada, ia mengajak anggota tim patrolinya untuk patungan dari uang pribadi, untuk membantu nelayan yang sedang mengalami musibah.
“Secara nilai memang tidak seberapa. Tapi dengan cara-cara yang kami lakukan, masyarakat bisa merasa nyaman dengan kehadiran kami, tidak takut dengan polisi. Sebaliknya, dengan pendekatan yang kami lakukan, justru mereka membantu kami dalam menjaga keamanan di perairan,” ujar Ludfi. JP01