RAJA AMPAT, jurnalpapua.id – Hadirnya toko ritel modern yang memiliki jaringan nasional, menjadi pendorong laju bisnis yang digeluti pelaku Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) di Kabupaten Raja Ampat, Papua Barat Daya.
Seperti diungkapkan Hamsia Gusti, seorang pemilik usaha olahan makanan di Kampung Saonek, Kabupaten Raja Ampat. Produk olahan makanan ringan berbahan dasar ikan Tengiri yang ia tekuni, terasa naik kelas pasca digandeng Alfamart, gerai ritel modern.
Omset penjualan produk makanan ringan hasil laut itu mengalami kenaikan, sejak produknya dipasarkan melalui toko Alfamart. Bahkan tahun ini ia berencana melebarkan jaringan usahanya dengan membuka toko sendiri di Aimas, Kabupaten Sorong.
Kisah sukses menjalani usaha rumahan ini, kata Hamsia, diawali sejak 2015 silam. Saat baru merintis, istri seorang nelayan ini menggunakan modal Rp 1 juta untuk diputar.
“Waktu itu masih saya kelola sendiri dan langsung balik modal dalam seminggu. Sekarang saya bentuk kelompok beranggotakan 20 orang ibu-ibu kampung Saonek,” kenang Hamsia, dalam perbincangannya pada Sabtu (18/2/2023).
Seiring terus membaiknya permintaan pasar, Hamsia mulai kewalahan melayani pesanan. Ia lantas memberdayakan ibu-ibu di Saonek, yang saat ini banyak menganggur. Keputusan mengandeng para tetangganya ini, sekaligus bertujuan agar roda perekonomian di Kampung Saonek ada perputaran yang lebih baik.
Hamsia dan kelompoknya kemudian mendapat bantuan mesin dan permodalan Kementerian Desa dan PDT, yang disalurkan melalui perangkat Desa Saonek. “Mesin itulah yang sampai saat ini dimanfaatkan sebagai penggerak mata pencaharian kami,” katanya.
Mengusung brand Mutiara Laut Saonek, Hamsia kini memiliki 3 produk snack andalan yakni fishstick ikan tengiri (150 gr), abon ikan tengiri (100 gr), dan kerupuk ikan tengiri mentah (100 gr).
Sebelum bergabung dengan derai Alfamart, Hamsia memasarkan produknya secara online melalui Facebook, titip di travel-travel Raja Ampat serta serta titip jual di toko suvenir dan oleh-oleh Icon Raja Ampat.
Kehadiran gerai Alfamart di Raja Ampat pada akhir November 2022, tak disia-siakan oleh Hamsia. Wanita berdarah Pontianak ini pun langsung membangun sinergi dengan ritel berjejaring melalui Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Raja Ampat.
“Alhamdulillah sekali, saya sekarang bisa tenang karena ada minimarket besar yang mau menampung produk saya secara berkelanjutan,” tukasnya.
Sayangnya, tren positif permintaan pasar produk olahannya ini tidak sejalan dengan pasokan bahan baku. Kata Hamsia, memasuki musim hujan seperti sekarang ini, membuat bahan baku ikan tengiri mulai langka. Cuaca ekstrim dan hujan badai, membuat nelayan takut melaut. Dengan kondisi tersebut, Hamsia bilang, harga ikan tengiri menjadi mahal. Yang semula Rp 30.000 per kg sekarang jadi Rp 100.000/kg.
“Tapi nanti biasanya memasuki Maret kondisi alam akan normal kembali,” katanya. JP03