BINTUNI, jurnalpapua.id – Aksi pencemaran lingkungan akibat cara kerja yang tidak professional, diarahkan masyarakat Dusun Waname Kampung Weriagar Distrik Weriagar Kabupaten Teluk Bintuni, Papua Barat kepada manajemen PT Petroenergy Utama Weriagar (PUW).
Minyak mentah yang baru disedot dari sumur di Waname, membanjiri area eksploitasi setelah selang yang disinyalir berbahan plastik dan digunakan untuk mengalirkan minyak itu ke kapal, putus di tengah jalan.
Peristiwa ini diungkapkan Sius Bauw, pemilik hak ulayat tempat dua sumur yang menjadi sumber minyak di Waname, Weriagar. Pada Selasa (18/1/2022), ia dan kerabatnya menyaksikan para pekerja PT PUW sedang berjibaku dengan minyak mentah yang telah tumpah, untuk membetulkan kembali selang yang digunakan.
“Itulah akibat dari cara kerja yang tidak professional dan illegal. Kami belum pernah memberikan persetujuan untuk perusahaan itu melakukan eksploitasi, tapi mereka melakukannya secara diam-diam. Mereka telah mencuri minyak dari tanah ulayat kami,” kata Sius Bauw kepada media ini, Rabu (19/1/2022).
Berita terkait : PT Petroenergy Dituding Curi 8000 Barel Minyak di Weriagar
Dari dokumentasi yang diterima media ini, tampak sejumlah pekerja sedang membetulkan selang dan membuat saluran pembuangan untuk mengalirkan minyak mentah yang menggenangi area eksploitasi.
Dijelaskan Sius Bauw, jarak dari sumur pengambilan minyak ke tempat kapal pengangkut, sekitar 2,1 kilometer. Dengan jarak sejauh itu, kata Situs Bauw, perusahaan KSO Pertamina ini menggunakan selang yang diduga berbahan plastik untuk mengalirkan minyak dari sumur ke kapal.
Sebagai pemilik ulayat di lokasi tersebut, Sius Bauw telah melaporkan kejadian ini kepada Satpolairud di Bintuni untuk diproses hukum lebih lanjut. Keluarga ini juga mendapatkan bantuan hukum dari Yayasan Lembaga Bantuan Hukum (YLBH) Sisar Matiti Teluk Bintuni.
Bosman Butar Butar, GM PT PUW belum memberikan klarifikasi terkait tumpahan minyak mentah saat proses pengapalan. JP01