BINTUNI, jurnalpapua.id – Desain saluran air pembuangan di asrama siswa Pusat Pelatihan Teknik Industri Migas (P2TIM) / Petrotekno Bintuni di Kampung Iguriji, Distrik Bintuni Timur, sejatinya sudah ada dalam desain awal bangunan.
Namun pekerjaan paling dasar dalam konstruksi bangunan itu, tidak dikerjakan oleh kontraktor pelaksana pembangunan asrama tahap satu, pada tahun 2019 lalu.
“Tidak mungkin lah kalau desain sebuah bangunan itu tidak dilengkapi denah saluran air. Sudah ada itu, hanya tidak dikerjakan oleh kontraktornya yang pertama,” kata Nikodemus Fenanlabir S.H, Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Pembangunan Asrama Siswa P2TIM dari Dinas Transmigrasi dan Tenaga Kerja Propinsi Papua Barat kepada media ini, Minggu (19/9/2021).
Nikodemus menduga, tidak dikerjakannya saluran pembuangan air itu oleh kontraktor, karena sejak awal penawaran nilai pekerjaan dari kontraktor sudah tidak wajar. Dari total pagu yang disiapkan sebesar Rp 9 miliar, kata Niko, kontraktor pelaksana saat itu menawar dengan nilai Rp 7,3 miliar.
“Ini kan penawaran yang sudah tidak wajar, makanya hasil pekerjaan juga seperti itu,” kata Niko.
Jika penawaran itu dianggap tidak wajar, kenapa saat itu diterima oleh PPK? Niko menjawab tidak tahu apa alasannya. “Saat itu bukan saya PPK-nya,” katanya singkat.
Seperti diketahui, bangunan gedung asrama siswa P2TIM / Petrotekno diketahui tanpa ada desain saluran pembuangan. Fakta ini terungkap setelah kontraktor pelaksana tahap kedua, hendak memasang keramik lantai di kamar mandi.
Menurut Fredi Parubak, sang kontraktor, awalnya ia menduga pipa saluran air pembuangan itu tertimbun tanah. Namun setelah digali, pekerjanya tidak menemukan instalasi saluran tersebut.
Desain saluran pembuangan itu kemudian baru dibuat oleh CV Creative Architectural Design, perusahaan konsultan perencana dari Teluk Bintuni, pada pertengahan September 2021 lalu. JP01