Tuntut Dana Bansos, Mahasiswa Bintuni Demo di Asrama Yogyakarya

Puluhan mahasiswa asal Teluk Bintuni yang menempuh studi di Yogyakarta, demo menuntut pencairan bantuan sosial.

0
332
Mahasiswa asal Teluk Bintuni yang menempuh studi di Yogyakarta melakukan aksi demo menuntut pencairan Dana Pendidikan dari Pemda Teluk Bintuni.
Spread the love

YOGYAKARTA, jurnalpapua.id – Puluhan mahasiswa asal Kabupaten Teluk Bintuni yang menempuh studi di Yogyakarta, melakukan aksi demo menuntut bantuan sosial dari Pemerintah Kabupaten Teluk Bintuni, Sabtu (7/8/2021).

Menurut Ketua Ikatan Pelajar dan Mahasiswa Teluk Bintuni Daerah Istimewa Yogyakarta (IPMA-TB.DIY), Julianus Orocomna, sejak Desember 2020 hingga saat ini para mahasiswa Bintuni di Ypgyakarta, belum menerima transfer bansos mahasiswa dari Bagian Kesra Setda Teluk Bintuni.

“Kami menuntut Pemerintah Daerah melalui Kabag Kesra, mencairkan bantuan sosial untuk mahasiswa Bintuni. Sejak Desember sampai saat ini belum ada kiriman,” kata Julianus melalui sambungan telepon.

Menurutnya, para mahasiswa yang belum menerima bansos itu, angkatan 2019 dan 2020 semester 3. Sedangkan mahasiswa dari 7 suku di Teluk Bintuni yang sedang melaksanakan tugas akhir, hanya menerima bansos sebesar Rp 5,5 juta. “Padahal seharusnya yang kami terima sebesar 11 juta,” tukas Julianus.

Dalam aksi di asmara mahasiswa itu, mereka menuangkan aspirasi dan keluh kesahnya dalam selebaran poster. Diantara kalimat itu berbunyi ; Kabag Kesra Jangan Pake 1000 alasan untuk menutupi kesalahan; Kalau tidak mampu jangan paksa #Kabag Kesra!!! Janji Tinggal Janji, Perlente Jalan Terus.

“Kami berharap kepada Pak Bupati dan Wakil Bupati, agar secepatnya ganti Kabag Kesra. Karena Pak Kesra ini tidak bekerja sesuai dengan fungsinya. Beberapa kali teman-teman mahasiswa minta ketemu di kantor bupati atau di rumahnya, selalu tidak ada dan tidak ketemu dengan teman-teman mahasiswa,” kata Julianus.

Jumlah mahasiswa asal Bintuni di kota studi Yogyakarta, saat ini ada sekitar 185 orang. Selama tidak ada kiriman dana bansos, mereka menghubungi orang tua masing-masing, untuk meminta uang demi keperluan sehari-hari.

“Tetapi faktor ekonomi orang tua kami berbeda-beda. Kasian orang tua kami banting tulang untuk memenuhi kebutuhan kami,” jelas Julianus. JP01

Google search engine

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here