Habiskan Puluhan Miliar APBD, Lulusan Petrotekno Bintuni Tak Penuhi Standar Kualifikasi Industri Migas

0
417
Siswa P2TIM Petrotekno Angkatan XI usai prosesi pelepasan siswa di Training Camp Petrotekno, Selasa (7/2/2023).
Spread the love

BINTUNI, jurnalpapua.id – Para siswa di Pusat Pelatihan Teknik Industri Migas (P2TIM) milik Pemda Teluk Bintuni yang dikelola manajemen Petrotekno, ternyata tidak memenuhi standar kualifikasi tenaga skill yang dibutuhkan industri migas LNG Tangguh.

Padahal lembaga vokasi yang dibentuk sejak 2018 ini, telah menghabiskan APBD Kabupaten Teluk Bintuni ratusan miliar. Setiap tahun, tidak kurang dari Rp 70 miliar APBD Teluk Bintuni yang dialokasikan untuk P2TIM Petrotekno.

“Kalau menurut saya Petrotekno belum bisa. Kualitas (SDM) yang dihasilkan tidak akan memenuhi syarat untuk masuk di LNG Tangguh. Pendidikan tiga bulan itu tidak bisa memenuhi kualifikasi skill yang dibutuhkan industri migas,” kata Alloysius Serang, mantan Team Leader Development BP Berau, Kamis (2/2/2023).

Alloisius Serang.

Menurut Allo, untuk bisa bekerja di sektor industri migas, dibutuhkan waktu pendidikan yang panjang dan ekstra. Ia membandingkan dengan yang pernah dilakukan dalam pengembangan SDM di LNG Tangguh. Dalam waktu sembilan tahun, SDM yang dibina di BP Berau belum mampu memenuhi kualifikasi. “Jadi mencetak tenaga skill untuk industri migas itu tidak gampang,” tandasnya.

Di P2TIM sendiri, waktu yang dibutuhkan untuk mendidik para siswa hanya tiga bulan, dan itu pun terbagi dalam tiga fase. Pada bulan pertama, materi pelatihan yang disampaikan masih bersifat umum, yakni menyangkut attitude dan pengenalan industri migas. Masuk pada bulan kedua, baru disampaikan materi jurusan secara teori sesuai yang dipilih oleh siswa.

“Nanti di bulan ketiga baru baru disampaikan materi jurusan secara teori dan praktik di luar kelas,” kata Hanok Masyewi, alumnus P2TIM Petrotekno angkatan II jurusan Scaffolding.

Tahapan penyampaian materi kepada para siswa P2TIM Petrotekno ini juga disampaikan Muhammad Faizal, mantan pengajar di P2TIM Petrotekno. Sebagai instruktur keterampilan Scaffolding, Faizal baru masuk kelas memberikan materi atas keahliannya di bulan kedua dan ketiga. Dari waktu dua bulan itu, jumlah hari efektif dalam menyampaikan materi kepada siswa, hanyalah 50 hari.

“Hari minggu kami libur. Jadi dalam satu bulan, waktu efektifnya hanya 25 hari,” kata Faizal kepada media ini.

Waktu yang sangat singkat ini, kembali disampaikan Alloysius Serang, sangat mustahil siswa P2TIM Petrotekno menjadi tenaga skill yang memenuhi standar kualifikasi industri migas. Apalagi hanya dalam waktu singkat, para siswa ini mendapatkan lebih dari 15 sertipikat keterampilan.

Kualifikasi pekerja inti industri migas, menurutnya terbagi dalam beberapa grade, yakni Awareness Skill (pengenalan keterampilan); Basic Skill (keterampilan dasar), Skill Full (keterampilan penuh), Expert Skill (pakar) dan Beyond Skill. Tenaga yang dibutuhkan LNG Tangguh, minimal adalah yang memiliki kemampuan Skill Full.

Fakta tersebut yang selama ini menjadi penyebab alumni P2TIM Petrotekno Teluk Bintuni tidak diterima bekerja sebagai tenaga skill di LNG Tangguh. Kalaupun ada yang masuk bekerja di lingkungan industri migas terbesar di Indonesia timur ini, mereka hanya dipekerjakan sebagai pekerja sipil, seperti membuat saluran air atau mengecor jalan.

Terkait standar kualitas SDM yang dihasilkan P2TIM Petrotekno, David Cristianto Kusuma, Manager Training Petrotekno Teluk Bintuni belum memberikan penjelasan. Dihubungi melalui nomor ponselnya, David tidak menjawab meski terdengar nada dering yang terhubung ke nomornya. JP01

Google search engine

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here