Alasan Keamanan di Moskona Barat, Dinas Pendidikan Buka Kelas Sementara di SMA YPK Bintuni

0
351
Kepala Dinas Pendidikan Teluk Bintuni, Dr. Hendry D. Kapuangan (kiri) dan Kepala SMA Moskona Barat, Esau G. Rumbiak.
Spread the love

BINTUNI, jurnalpapua – Dinas Pendidikan Kabupaten Teluk Bintuni, Papua Barat, bergerak cepat mengambil langkah penyelamatan atas nasib pendidikan 8 siswa SMA Moskona Barat akibat konflik keamanan di wilayah tersebut.

Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Teluk Bintuni, Hendry D. Kapuangan telah mengambil keputusan untuk membuka kelas baru di SMA YPK Bintuni, sebagai kelas sementara untuk menampung 8 siswa SMA Moskona Barat melaksanakan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM).

“Saya selaku Kepala Dinas Pendidikan, bertanggungjawab. Saya sudah berkomunikasi dengan para guru dan orangtua siswa, sambil menunggul arahan lebih lanjut dari pimpinan terkait kondisi keamanan di Meyerda, kami akan buka kelas sementara di SMA YPK. Ini demi menyelamatkan pendidikan anak-anak kita kelas 12 SMA Moskona Barat,” kata Hendry Kapuangan kepada wartawan di kantornya, Selasa (4/2/2025).

Dalam beberapa bulan terakhir, terjadi konflik keamanan di wilayah Moskona Barat yang melibatkan aparat keamanan dengan kelompok separatis Organisasi Papua Merdeka (OPM).  

Akibat peristiwa tersebut, masyarakat dan para guru di Moskona Barat, turun ke ibu kota Kabupaten Teluk Bintuni untuk mengamankan diri.

Yang menjadi persoalan bagi dirinya, kata Hendry, dalam dua bulan ke depan, para siswa SMA Moskona Barat akan menghadapi Ujian Nasional. Saat ini mereka sudah satu bulan ketinggalan pelajaran. Sementara untuk kembali naik ke Meyerda melaksanakan KBM, mereka belum mau.

“Para gurunya juga begitu. Mereka masih takut untuk naik mengajar di Meyerga. Persoalan ini yang harus dicarikan solusi, supaya pendidikan anak-anak ini terselamatkan,” ujar Hendry.

Kepala SMA Moskona Barat, Esau G Rumbiak menyambut baik keputusan Dinas Pendidikan membuka ruang kelas sementara di SMA YPK, untuk menyelamatkan nasib anak didiknya.

Untuk saat ini, ia masih fokus untuk mengurus pendidikan 8 siswa yang sudah masuk sebagai peserta Ujian Nasional. “Kegiatan ini kami dilaksanakan sampai kalau keamanan sudah dinyatakan kondusif, baru kami balik ke Meyerga,” kata Esau.

Di SMA Moskona Barat, kata Esau, sejak dibangun pada 2013 hingga saat ini, hanya terdapat dua ruangan. Satu ruang digunakan sebagai ruang kelas, dan satu ruang untuk perpustakaan. JP01

Google search engine

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here