BINTUNI, jurnalpapua – Pemerintah Kabupaten Teluk Bintuni melalui OPD teknis, perlu meningkatkan pengawasan kinerja terhadap para kontraktor untuk menjaga mutu dan kualitas pekerjaan serta penggunaan anggaran yang tepat sasaran.
Pasalnya, pekerjaan fisik infrastruktur yang ada di Kabupaten Teluk Bintuni, ditengarai dikerjakan asal-asalan sehingga hasilnya jauh dari ekspektasi.
Seperti yang terlihat pada proyek pengecoran jalan di SP 4 Kampung Banjar Ausoy Distrik Manimeri. Pengecoran ruas jalan sepanjang sekitar 450 meter dengan lebar 5 meter ini, baru selesai dikerjakan sekitar awal Juni 2023. Faktanya, kondisi fisik beberapa bagian jalan itu sudah hancur.
“Baru selesai dikerjakan sekitar satu bulan lalu. Mungkin sekitar 40 harian,” kata salah seorang warga sekitar proyek kepada media ini, Jumat (14/7/2023).
Kendati lokasi proyek tak jauh dari rumahnya, warga ini tidak mengetahui siapa pelaksana pekerjaan tersebut. Sebab di lokasi proyek juga tidak terdapat Papan Informasi Proyek. Proyek jalan ini juga dinilai kurang tepat guna, karena lokasinya belum menjadi jalur transportasi publik. Tidak terdapat rumah-rumah penduduk yang harus melalui jalan tersebut.
“Banyak jalan di kawasan padat penduduk yang rusak dan membutuhkan perbaikan, ini kok malah bangun jalan yang tersembunyi,” tukasnya.
Dari pengamatan media ini di lokasi proyek, terdapat fisik badan jalan yang pecah dengan panjang sekitar 30 meter. Secara kasat mata, kualitas cor juga tidak lazimnya spesifikasi campuran beton untuk cor jalan.
Kepala Dinas PUPR Teluk Bintuni, Andreas Tommy Tulak belum memberikan penjelasan terkait kondisi tersebut, baik soal siapa pelaksana pekerjaan itu berikut nilai kontrak yang telah dianggarkan dalam APBD. Dihubungi berulangkali melalui sambungan telepon, tidak merespon. JP01
