BINTUNI, jurnalpapua – PT Pupuk Kalimantan Timur dipastikan akan membangun pabrik di Kabupaten Fakfak, Papua Barat dengan nilai investasi yang digelontorkan sebesar Rp 30 triliun.
Proyek yang tidak menggunakan dana APBD maupun APBN ini, dijadwalkan mulai pembangunannya pada akhir 2023.
Rencana pembangunan pabrik ini juga ditegaskan Petrus Kasihiw MT, Bupati Kabupaten Teluk Bintuni saat menyampaikan paparan singkatnya kepada Wakil Presiden RI, KH Ma’ruf Amin yang berkunjung ke Babo, Jumat (14/7/2023).
“Pabrik pupuk di Fakfak, sumber gasnya (bahan baku) dari Genting Oil,” kata Petrus Kasihiw dalam paparan singkatnya.
Pabrik pupuk ini sebelumnya akan dibangun di Kawasan Industri Teluk Bintuni yang ada di Kampung Onar, Distrik Sumuri. Masyarakat lokal sudah siap menyambut, dengan menyediakan lahan adat sebagai kawasan.
Baca juga: Marga Agofa Siapkan Lahan 2.112 Hektare untuk Kawasan Industri Terpadu Bintuni
Pemindahan pabrik pupuk dari wilayah Teluk Bintuni ke Kabupaten Fakfak ini, mengundang polemik dari para tokoh masyarakat dan pemuda Teluk Bintuni. Dalam forum diskusi FGD Media Kadate, mereka banyak menyoroti kinerja Kepala Bappeda Teluk Bintuni atas perpindahan investasi ini.
“Banyak orang pintar di Bintuni, tapi kalah sama bahlil. Kenapaa.., salah satu faktornya adalah perencanaan di tingkat daerah yang lamban. Jangan marah sama orang Jakarta dan fakfak, karena mereka menjemput bola,” tulis anggota grup dengan nomor +628214845xxxx, pada Jumat (14/7/2023) malam.
“Orang pintar di Bintuni ni terlalu banya tapi bica baku tipu yang terlalu banyak alias abunawas… untuk kantong sendiri jadi susah juga,” sambung anggota grup pemilik nomor +628525645xxxx.
Sementara anggota grup diskusi pemilik nomor +628124092xxxx berpendapat, pejabat di Teluk Bintuni yang tidak mampu merencanakan pembangunan dengan baik, disarankan mundur.
“Merasa diri bahwa sudah tidak mampu lebih mundur dari jabatan saja karena ada anak2 asli Papua banyak yg pintar juga duduk disitu untuk rancang perencanaan juga moooo. Lebih baik orang bodoh karena orang bodoh berbicara itu lurus sesuai fakta daripada orang pintar karena orang pintar itu bicara putar balik fakta,” tulisnya.
“Pa Bupati itu tidak ada masalah dengan Pabrik ini yang jadi masalah itu perencanaannya itu yang bermasalah,” sambungnya.
Sorotan terhadap pemindahan pabrik pupuk dari Onar ke Fakfak juga dilontarkan anggota FGD Media Kadate dengan nomor+628128537xxxx.
“Bintuni di warisi gagal membangun diri menjadi kawasan industri, waktu baik untuk merenungkan…. Andai saya jadi pimpinan bapeda sebagai dirigen pembangunan kabupaten teluk bintuni, suda waktunya saya untuk memutuskan mengundurkan diri atas ketidakcakapan menata dan mempercepat pembangunan kawasan industri… #rawatbintuni,” tulisnya.
“Kepala Dinas BPPEDA Teluk Bintuni TDK mampu jadi Segera di Gantikan..karena Pembangunan banyak dialihkan ke tempat lain contoh pembangunan pabrik pupuk di bangun di Fak-Fak itu tandatangan Kepala Dinas BAPPEDA Teluk Bintuni TDK mampu dalam perencanaan yg baik dan tdk menjemput pembangunan di Jakarta cepat. Akhirnya pembangunan pabrik pupuk di bangun di kab. Fak-fak TDK punya penghasilan seperti kab.Tb. Solusi Ganti Kepala Dinas BAPPEDA TB secepatnya,” tulis anggota grup pemilik nomor+628219796xxxx.
Alimudin Baedu, Kepala Bappeda Teluk Bintuni belum memberikan konfirmasi saat dihubungi terkait aspirasi dari para tokoh pemuda dan tokoh masyarakat terkait perpindahan pabrik pupuk ini. Nomor ponselnya +628119187xxx, tidak aktif. JP01