Hadapi Pemekaran, Teluk Bintuni Berpotensi Krisis SDM Tujuh Suku Berpendidikan Tinggi

0
131
Generasi muda Teluk Bintuni yang sedang menyiapkan pendidikan tinggi, kuliah di STIH Manokwari.
Spread the love

BINTUNI, jurnalpapua.id – Kabupaten Teluk Bintuni, Papua Barat yang dikenal melimpah sumber daya alamnya, berpotensi terjadi krisis Sumber Daya Manusia (SDM) andai pemekaran wilayah terjadi dalam waktu tiga tahun ke depan.

Untuk pemekaran satu wilayah saja, dibutuhkan sedikitnya 2800 orang pegawai. Sementara Kabupaten Teluk Bintuni, terdapat wacana akan mekar dan terdapat dua Daerah Otonomi Baru (DOB), yakni Kotamadya Bintuni dan Kabupaten Moskona Raya.

“Artinya, untuk dua DOB itu dibutuhkan SDM berpendidikan tinggi minimal sebanyak 5600 orang. Kalau pegawai di Kabupaten Teluk Bintuni yang ada sekarang sekitar 3200 orang, maka kebutuhan pegawai di dua wilayah pemekaran itu akan dikirim darimana? Pertanyaan ini yang harus sejak dini kita siapkan jawabannya,” ungkap Benyamin Inanosa, Sekretaris Komite Transformasi dan Investasi Sumuri (KTIS), Rabu (14/6/2023).

Benni hanya menyebut dua DOB baru yang akan terwujud, karena hanya Kabupaten Moskona Raya dan Kotamadya Bintuni yang dipastikan terealisasi. Sementara untuk DOB Babo Raya atau Kabupaten Sumuri, Kabupaten Teluk Bintuni sebagai induk akan berat melepaskannya, mengingat dua wilayah itu yang selama ini menjadi dapur yang menghidupi Bintuni.

“Kalau ada yang memunculkan DOB Babo Raya saat ini, saya melihat itu bagian dari drama politik menjelang tahun 2024. Tapi apakah itu akan terwujud nyata atau tidak, nanti kita lihat setelah tahun politik selesai,” kata Benni, sapaan Benyamin Inanosa.

Tetapi terlepas dari segala kemungkinan yang akan terjadi ke depan, Benni menyebut pengembangan SDM anak-anak asli dari tujuh suku di Teluk Bintuni untuk mengeyam pendidikan tinggi, menjadi program yang wajib dilakukan sejak saat ini.

Pasalnya, menyiapkan SDM berpendidikan tinggi yang disiap mengisi lapangan kerja terbuka menyambut DOB, tidak bisa instan, yang hanya cukup satu atau dua tahun. Jika persoalan SDM anak tujuh suku tidak diperhatikan, bisa dipastikan DOB akan menjadi tontonan baru baru anak negeri.

Baca Juga : Kejar Ketertinggalan SDM Berpendidikan Tinggi, Suku Sumuri dan Sebyar Gandeng STIH Manokwari

“Sehingga saat ini fokus kami adalah membantu keluarga-keluarga di Sumuri  dan Pemerintah Daerah menyiapkan SDM, termasuk mendorong anak anak ke Perguruan Tinggi yang mudah dijangkau dan memiliki referensi yang baik,” kata Benni. JP01

Google search engine

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here