BINTUNI – Direktur Utama Perusahaan Daerah Bintuni Maju Mandiri, Markus Samaduda menebar ancaman kepada wartawan dan Direktur Yayasan Lembaga Bantuan Hukum (YLBH) Sisar Matiti, yang menyoroti kinerja perusahaan milik Pemda Teluk Bintuni. Selain akan melaporkan ke polisi, orang nomor satu di perusahaan plat merah ini akan melakukan tindak kekerasan kepada wartawan.
Ancaman itu disampaikan Max (sapaan Markus Samaduda) kepada wartawan jurnalpapua.id pada Senin (16/8/2021) melalui sambungan telepon. Max menyatakan keberatan dengan pemberitaan tentang kinerja perusahaan yang di pimpinnya, dan menilai pemberitaan tersebut telah mencemarkan nama baiknya.
“Saya akan laporkan kamu semua ke polisi hari ini, karena ini pencemaran nama baik. Kamu tidak pernah konfirmasi kepada saya, tiba-tiba kamu tulis barang ini dan saya merasa tidak nyaman. Ini menyangkut saya punya nama baik. Jadi kamu, Anes dan semua yang kasih data akan saya proses,” kata Max kepada wartawan jurnalpapua.id.
Sebelumnya, Direktur YLBH Sisar Matiti Yohanes Akwan menyoroti kinerja Perusda BMM yang tak produktif. Tokoh pemuda Teluk Bintuni ini menyerukan Bupati sebagai owner perusda, untuk segera menurunkan tim audit independen untuk memeriksa kinerja keuangan perusda yang telah menerima yang Penyertaan Modal senilai 39 miliar.
Sebelum pemberitaan terkait kinerja perusda yang belum memberikan konstribusi terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Teluk Bintuni ini bergulir, sejumlah wartawan (termasuk jurnalpapua.id) sudah berupaya konfirmasi kepada Max Samaduda.
Pada 9 Agustus lalu pukul 13.00 WIT, sejumlah wartawan mendatangi Kantor Perusda BMM di kompleks Kantor Dinas Perhubungan untuk menemui Max Samaduda. Karena tidak ada di kantornya, salah seorang wartawati RRI yang ikut dalam rombongan ini, menghubungi Max melalui telepon dan menyampaikan maksud mau konfirmasi.
Komunikasi awalnya dilakukan melaluli aplikasi WA. Max yang saat itu mengaku sakit karena baru tiba dari Manokwari, sempat melontarkan pernyataan “Ibu tanya-tanya untuk apa itu urusan internal kita”. Namun setelah dijelaskan mengenai tugas-tugas jurnalistik, Max membalas dengan kalimat “Saya sudah jelaskan ke wartawan RRI minggu lalu”. Kemudian “issue kapal saya sudah jelaskan panjang lebar ke wartawan RRI, silakan konfirmasi”.
Max menyuruh rombongan wartawan ini untuk mengutip penjelasannya yang sudah disampaikan ke wartawan RRI. Pernyataan itu dia ulang ketika dia menghubungi wartawati dengan menelponnya.
“Saya sudah jelaskan panjang lebar, ngga ada yang kami sembunyikan. Masak kalian tidak bisa koordinasi mengenai informasi ini. Sesama wartawan kok. Kemarin saya sudah jelaskan di kantor satu jam lebih, mulai masalah kapal, kenapa sampai kita belum setor PAD. Saya mau kasih tau e, PAD itu masalah ada di Bupati. Pemda tidak bayar kami punya utang selama 7 bulan. Kita ada kejar kayak pengemis di kota ini,” urai Max melalui sambungan telepon.
“Saya mau kasih tahu, masak kalian tidak bisa koordinasi saling menanyakan ‘eh, kalian sudah ke perusda atau belum’. Rekamannya ada itu, tidak ada yang saya sembunyikan. Saya jelaskan masalah kapal segala macam, masalah hotel, masalah sampah. Kalian tinggal konfirmasi saya ke dia (wartawan RRI) dan tinggal kasi naik saja,” tukas Max.
Dalam percakapan berikutnya, wartawati ini menegaskan ke Max Samaduda, kalau media lain membutuhkan penjelasan itu dan mengutipnya dari wartawan yang mewawancarai sebelumnya, apa diperbolehkan? Max menjawab “Silakan. Informasi yang dari saya itu mau share siapa saja silakan, saya ada tunggu”.
Selama bergulirnya pemberitaan yang menyangkut kinerja Perusda BBM, penjelasan Dirut Perusda tersebut sudah dikutip dan dipublikasi, baik oleh media jurnalpapua maupun media lainnya.
Namun belakangan Max tidak menganulir pernyataan ini, meski sudah di jelaskan berulang-ulang. Max menyebut seharusnya wartawan yang mau menulis tentang perusda, bertemu dan konfirmasi dulu dengan dirinya.
“Kamu memang kurang ajar. Kau dapat data dari Anes itu kau tidak pernah telepon saya untuk tanya. Saya akan datang serang kau. Saya punya karyawan demo kau,” kata Max kepada wartawna jurnalpapua.
Ketika ditawari untuk mengklarifikasi ulang atas pemberitaan yang dia sebut mencemarkan baik, Max menolaknya dengan menjawab “Sekarang bukan saatnya untuk klarifikasi. Saya akan laporkan kau ke polisi, atau saya akan pake cara-cara kekerasan untuk hajar kau,” kata Max Samaduda mengancam. JP01